NGAMPRAH– Pemkab Bandung Barat
berencana akan memfasilitasi pembangunan perumahan bagi kalangan buruh di Bandung Barat. Sebab, sebanyak 80 persen dari jumlah 62 ribu buruh di Bandung Barat belum memiliki rumah pribadi.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna menjanjikan perumahan murah bagi kaum buruh. Orang nomor satu di Bandung Barat ini mengklaim sudah ada investor yang siap membangun perumahan untuk para buruh dengan harga murah. “Investor sudah ada yang maju. Rencananya akan dibangun di Padalarang dan Cipapat dengan luas lahan mencapai 300 hektare. Saya jugaa sudah berkoordinasi dngan Perumnas karena target saya di 2019 nanti bisa terbangun 20 ribu rumah,” kata Umbara usai beraudiensi dengan puluhan perwakilan buruh dari sejumlah serikat pekerja saat di Ngamprah, kemarin.
Menurutnya, perumahan murah itu diperuntukan bagi kaum buruh yang belum memiliki rumah. “Saya ingin ada rumah murah untuk buruh di KBB. Dengan program ini diharapkan bisa membantu mereka supaya dapat rumah sendiri dengan cara mencicil,” katanya.
Dia menjelaskan, kaum buruh bisa mendapatkan perumahan murah dengan biaya cicilan perbulannya tidak lebih dari Rp 600 ribu- Rp 700 ribu rupiah. Bahkan, diupayakan tidak ada uang muka untuk mendapatkan satu unit rumah bagi kaum buruh tersebut.
Aa menjelaskan program ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap nasib kaum buruh yang saat ini mayoritas masih belum memiliki tempat tinggal secara menetap. “Dari pada sekarang mengontrak terus dan sampai tua tidak punya rumah. Mending uang untuk ngontrak itu dipakai cicilan setiap bulan. Harga rumahnya Rp 130 jutaan agar bisa terkejar pembayaran oleh buruh,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPC SPN KBB, Budiman menyambut baik program perumahan murah bagi kaum buruh ini. Pasalnya, program ini merupakan bagian dari kontrak politik antara kaum buruh dengan Bupati dan Wakil Bupati terpilih Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan (Akur) pada Pilkada KBB beberapa waktu lalu. “Itu kontrak politik yang sudah disepakati, kami hanya menunggu realisasi dari program tersebut. Karena memang paktanya buruh masih banyak yang belum memiliki rumah,” tandasnya. (drx)