“Sehingga jika potensi wisata digali, maka perekonomian daerah akan terdongkrak,” tegasnya.
Ade juga menjelaskan, dengan adanya pengembangan wisata daerah, hal ini sejalan dengan target kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 20 juta orang. Hingga saat ini, baru berjumlah 17-18 juta orang yang berkunjung. Sedangkan untuk kunjungan wisman ke Jawa Barat hampir mendekati 3 juta orang. Dan wisatawan domestik (wisdom) sebanyak 54 juta orang.
“Maka jika target 6 juta kunjungan wisman ke Jabar pada tiga tahun mendatang, kita yakin bisa tercapai,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang PSMK Disdik Jabar Dodin R. Nuryadin mengatakan, apabila potensi pariwisata dikembangkan dengan baik, memerlukan banyak tenaga dari kompetensi keahlian khusus untuk mengelolanya. Salah satunya tenaga kerja dari SMK baik dari siswa maupun guru yang produktif dari industri pariwisata.
“Jaswita mempunyai networking yang bagus dalam dunia kepariwisataan di Jawa Barat. Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari kerja sama ini,” pungkasnya.
Salah satu yang peling penting dalam kerja sama tersebut di antaranya membangun untuk memperkuat posisi SMK. Kata dia, pariwisata merupakan bidang unggulan. Dodin menjelaskan, terdapat tiga output SMK. Pertama, bisa bekerja. Sekolah mencetak para siswa yang siap bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.
“Dalam kerja sama ini, siswa dilatih di bidang pariwisata, baik dari sisi bahasa, mentalnya, dan kemampuannya. Keahlian itu akan disertifikasi sehingga diakui baik secara nasional maupun internasonal,” jelasnya.
Output kedua, papar Dodin, adalah kewirausahaan. Atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ketiga, punya kemampuan, siap bersaing dan siap memenangkan persaingan. (and)