SERANG – Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana menjadi pembicara utama pada Pelatihan Aplikasi Cetak Elektronik Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekokah (CEKAS) kepada 300 orang Kepala SDN dan SMPN serta operator sekolah se-Kota Serang, Banten. Pelatihan itu merupakan tindak lanjut MoU Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Serang tentang Hibah Aplikasi CEKAS yang dimiliki Disdik Kota Bandung.
Momen pelatihan, Jumat (31/8) itu tersebut diakui Elih sangat berkesan. Sebab, saat itu bertepatan dengan Peringatan Hari Jadi Kota Serang ke-11.
Tapi yang utama, dia mengaku, senang dengan semangat dan kebutuhan Disdikbud Kota Serang untuk melakukan penataan manajemen kegiatan dan anggaran sekolah. Salah satunya dengan rangkaian studi tiru aplikasi CEKAS. Sebagaimana diketahui, Pemkot Bandung telah menegaskan kesiapan hibah aplikasi kepada daerah-daerah yang memerlukan. Syaratnya ada MoU antar kepala daerah.
Elih menjelaskan, pemikiran awal mengapa inovasi CEKAS dikembangkan. Hal ini terutama berkaitan perlunya integritas, akuntabiitas, transparansi, dan partisipasi-demokratisasi dalam pengelolaan sekolah. ”Secara praktis memang kita memerlukan upaya agar isu-isu negatif pengelolaan kegiatan dan anggaran di sekolah dapat ditanggulangi,” ungkap Elih kepada Jabar Ekspres, kemarin.
Elih juga mengingatkan bahwa CEKAS merupakan alat berbasis teknologi. Filosofinya memberikan kemudahan, produktivitas, efektivitas dan efisiensi kerja.
”Akan tetapi, jika prinsip-prinsip dasar pekerjaannya tidak dipahami dan tidak dilakukan, bisa jadi teknologi ini akan dianggap menambah kerumitan dan akhirnya menjadi beban,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Elih mengingatkan, agar sesuai peraturan perundangan, Kepala sekolah melalui musyawarah dewan guru dan komite sekolah, harus menetapkan kebijakan sekolah. Antara lain berupa dokumen rencana kerja tahunan dan kemudian dituangkan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah.
”Jadi harus tidak ada lagi praktik perencanaan yang pragmatis. Perlu dilakukan rencana belanja ketika BOS akan cair,” urainya lagi.
Elih menyampaikan harapannya bahwa dengan CEKAS akan memantapkan implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) sebagaimana diamanatkan dalam peraturan pemerintah tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.
Sebab, kata dia, ada dua kekuatan utama CEKAS ini. Pertama, mengintegrasikan semua kegiatan dan anggaran yg ada di sekolah. Jadi bukan hanya kegiatan yang bersumber BOS saja. Tapi jika diminta laporan BOS sesuai dengan juknis, sistem ini juga dapat melakukannya.