Bantuan tersebut didapat melalui CSR bank bjb sebesar Rp500 juta, penggalangan dana di kitabisa.com dan offline dari warga Bandung yang disalurkan kepada tiga lembaga di Lombok yaitu Aksi Cepat Tanggap, Dompet Dhuafa dan Relawan Bandung. Hingga kini, penggalangan dana masih terus dilakukan Emil melalui beragam cara, mulai dari lelang pakaian dan meneruskan donasi di kitabisa.com.
Bagi bank bjb sendiri, aksi tanggap gempa Lombok bukan prolog cerita yang akan berakhir sementara. Jauh hari sebelum rentetan gempa bumi menghancurkan Lombok, bank bjb telah membuktikan dedikasi dan kepeduliannya terkait isu kemanusiaan. Cerita di Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Aceh dan Kota Bima yang menjadi bagian dari Pulau Sumbawa dapat dijadikan contoh.
Enggan berpikir panjang, bank bjb yang diwakili oleh Ahmad Irfan bergerak cepat untuk terbang ke pulau paling barat di Indonesia tersebut dan memberikan bantuan berupa uang senilai Rp 1 miliar. Bantuan tersebut diberikan langsung kepada Bupati Pidie Jaya Teungku Aiyub Abbas.
Tidak heran jika kemudian Ahmad Heryawan yang ketika itu masih menjabat sebagai Gubernur Jabar memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada bank bjb. ”Dua jempol untuk bank bjb. Walau belum hadir di Aceh tapi kepedulian bank bjb sudah menjangkau sampai ke Aceh,” ujar Aher—sapaan akrab Ahmad Heryawan.
Satu bulan berselang pasca gempa Pidie Jaya, bank bjb kembali terbang membawa misi kemanusiaan menuju Kota Bima yang ketika itu tenggelam oleh banjir. bank bjb memberikan bantuan sebesar Rp 1 miliar yang dialokasikan dalam bentuk logistik, sarana prasarana masjid, mobilisasi relawan, ambulans, dapur umum dan siaga kesehatan.
”Salah satu fokus CSR bank bjb adalah untuk dana tanggap darurat. Kami berkomitmen untuk membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah. Aksi cepat untuk tanggap darurat sangat penting bagi mereka,” ujar Ahmad Irfan.