MAKKAH – Mendekati prosesi puncak haji berupa wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina (Armina), Kementerian Agama mulai memperketat pengawasan layanan. Antara lain layanan katering bagi jamaah juga transportasi. Pasalnya, masing-masing penyedia juga melayani jumlah jamaah yang semakin besar tiap hari.
Demikian mengemuka saat bincang santai Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis dengan Media Center Haji (MCH) di kawasan Syisyah, Makkah, kemarin (9/8).
“Pada fase puncak ini kita harus perketat pengawasan karena masing-masing penyedia melayani jamaah dengan jumlah tambah besar, sehingga pekerjaan jauh lebih berat lagi,” tandas Sri Ilham.
Misalnya katering, menurut Sri Ilham, awalnya hanya melayani sepertiga kapasitas. “Kini mereka melayani full, dari yang awalnya mereka menyiapkan setelah subuh, sekarang lebih awal menjadi tengah malam,” terangnya. Menurutnya, teknik memasak sayuran menjadi penting. “Memasak sayuran harus terakhir karena sayuran mudah basi,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga terus mengingatkan jamaah agar makan tepat waktu. “Kita beri edaran ke jamaah agar makan tepat waktu dan juga ke penyedia katering agar menyajikan makanan yang tidak mudah basi,” kata Sri Ilham.
“Kita minta kepada katering hindari sayuran yang rentan basi misalnya buncis, sekali lagi pada saat peak season ini kita harus ekstra hati-hati,” papar penyuka daging rendang ini.
Sementara dari segi transportasi, pihaknya mengingatkan jamaah yang baru datang ke Makkah, untuk melakukan umrah wajib bukan bertepatan dengan waktu salat. “Agar tidak bersamaan dengan jamaah yang sudah tinggal di sini beberapa hari sebelumnya yang hendak salat di Masjidil Haram,” terang Sri Ilham.
Begitu pula dengan jamaah yang hendak melaksanakan salat di Masjidil Haram, ia meminta agar datang lebih awal dan pulang agak akhir. “Ya lebih baik berdzikir dulu di Masjidil Haram, seraya menunggu bus agak longgar,” pungkasnya.
Berdasarkan catatan dari MCH Daker Bandara per Kamis (9/8), sebanyak 397 kloter telah mendarat di Tanah Suci. Jumlah itu terdiri dari 159.602 jamaah dan 1.985 petugas. Jumlah ini akan terus naik hingga pemberangkatan kloter terakhir ke Tanah Suci pada 15 Agustus 2018 mendatang. (mch/ign)