PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat merilis ada 19 kabupaten dilanda kekeringan, dan terparah di Kabupaten Indramayu. Kondisi mereka saat ini rerata hanya memiliki pasokan air untuk satu bulan saja.
”Untuk itu, Pemprov Jabar akan memberikan bantuan baik uang maupun bantuan air bersih kepada 19 kabupaten yang dilanda kekeringan tersebut, terutama untuk Indramayu yang paling parah,” tutur Penjabat Gubernur Jawa Barat, M Iriawan, Bandung, kemarin (8/8).
Selain itu jelas Iriawan, upaya yang dilakukan pemerintah yang dengan segera memberdayakan semua OPD untuk mengatasi masalah kekeringan, termasuk solusi jangka panjang misalkan membuat waduk dan lain sebagainya.
”Kita akan komunikasikan dengan instansi terkait dan segera akan mengantisipasinya agar bencana ini segera selesai. Ditempat lain pun dilaporkan sudah mulai kering, kita akan segera cepat bergerak mengantisipasinya,” tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat Hendi Jatnika menuturkan pihaknya telah mengimbau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan antisipasi dalam menghadapi musim kemarau. Apalagi musim kemarau kali ini dipredisiksi akan lebih panjang, salahsatunya dengan penundaan masa tanam dan mengantinya dengan jenis tanaman lain selama musim kemarau ini.
“Seperti imbauan untuk daerah yang memiliki masa panen Juni dan Juli 2018, diimbau untuk menunda panennya atau menganti jenis tanaman lain yang tahan terhadap musim kemarau,” katanya.
Selain itu, imbauan instansinya dalam mengantisipasi musim kemarau ini adalah meminta kepada para petani di Jabar untuk tidak melanjutkan masa tanam, khususnya untuk komoditas padi karena kondisi debit air yang pastinya akan berkurang selama musim kemarau ini.
”Tetapi, lagi-lagi sifat petani tidak menghiraukannya dan tetap berupaya mencoba peruntungan dengan melanjutkan menanam padi,” jelasnya.
Disamping itu, antisipasi yang sudah dilakukan yaitu pihaknya sudah memberikan bantuan pompa air tetapi karena keterbatasan anggaran tidak semua wilayah dan lahan yang mendapatkan bantuan ini.
”Oleh karena itu, saya sangat berharap petani mengganti tanaman selama musim kemarau ini dengan tanaman yang tahan musim kemarau, seperti jagung dan kedelai. Sebab, musim kemarau ini diprediksikan tidak akan berakhir pada November 2018 atau lebih panjang lagi,” tutupnya. (mg2/ign)