Camat Kandanghaur Iim Nurahim, kabupaten Indramayu membenarkan adanya gagal panen (puso). Menurutnya hal itu akibat upaya pengairan yang terlambat, padahal saat itu kondisi padi sudah di ujung tanduk. Ketiga kecamatan itu masing-masing Kandanghaur, Losarang, dan Gabuswetan.
Selama ini sebut camat pengairan dilakukan dari penggelontoran air irigasi dari Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka. Namun nyatanya, upaya itu tak bisa menyelamatkan semua lahan yang terancam puso di ketiga kecamatan tersebut.
Di wilayahnya sebut Iim yang terancam puso sekira 2.300 hektare. Dari luas tersebut, 70 persen atau sekitar 1.610 hektare tak bisa terselamatkan dan puso. ”Hanya sekitar 30 persen atau 690 hektare saja yang terselamatkan,” ungkap Iim.
Meski pasokan air irigasi di wilayahnya masih banyak. Namun, air tersebut tak bisa digunakan karena banyak tanaman padi yang sudah terlanjur mati.
Karenanya air tersebut bakal dialihkan untuk mengairi tanaman padi di Desa Bulak dan Parean Girang seluas 600-700 hektare. ”Air dari Rentang rencananya akan dialihkan ke lahan yang airnya bersumber dari PJT II (Jatiluhur),” katanya. (mg1/ign)
KERUSAKAN AKIBAT KEKERINGAN DI JABAR
LUAS LAHAN PERTANIAN
5.023 Ha Ringan
3.838 Ha Sedang
2.950 Ha Berat
748 Ha Puso
VARIETAS PADI TERDAMPAK
Ciherang, Sintanur, Inpari 30 hingga IR 42
DAERAH PUSO
Pangandaran 170 Ha
Garut 133 Ha
Ciamis 92 Ha
Cirebon 20 Ha
Majalengka 20 Ha
Kuningan 14 Ha
Sumedang 14 Ha
Bogor 12 Ha
Sukabumi 10 Ha
Cianjur 1 Ha
Diolah dari sumber berita