Perlombaan Festival Film Disoal

NGAMPRAH– Sejumlah komunitas film di Bandung Barat mendatangi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat lantaran merasa tertipu dengan lomba pembuatan film pada Festival Film Kabupaten Bandung Barat. Kedatangan mereka untuk  mempertanyakan kategori umum yang hilang saat pengumuman juara lomba pada 7 Juli lalu tersebut.

Peserta lomba, Ramlan menyesalkan sikap tidak profesional yang digelar oleh Disparbud dan jajaran panitia lantaran lomba yang diikuti mendadak hilang saat pengumuman juara. Menurut dia, keinginan untuk mengikuti lomba film ini bermula dari pengumuman dalam poster yang disebutkan bahwa ada dua kategori yang dilombakan, yakni kategori Travel untuk pelajar dan umum serta kategori Video Promosi untuk mahasiswa dan umum. “Namun saat penganugerahan, kategori Travel untuk umum tidak diumumkan juaranya. Ini membuat para peserta yang mengirimkan karya untuk kategori tersebut kecewa,” ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, ada beberapa peserta yang mengirimkan karya untuk kategori tersebut, di antaranya berjudul Curug Malela, The Story of Dusun Bambu, dan Kopi Java Preanger. Hal ini mematahkan alasan panitia yang menyebutkan bahwa tidak ada peserta yang mengirimkan karya untuk kategori tersebut.

Menurut Ramlan, pihaknya tak mempermasalahkan juara lomba lantaran sudah diputuskan oleh para juri profesional. Namun dia menyayangkan panitia yang meniadakan kategori umum saat pengumuman juara lomba. “Kami tak masuk ke dalam soal penilaian lomba. Yang kami sesalkan, kenapa kategori Travel untuk umum ditiadakan, padahal dalam poster sudah jelas disebutkan ada kategori tersebut,” katanya.

Dia pun mengungkapkan, peserta sebenarnya sangat antusias untuk mengikuti lomba tersebut. Bahkan saat pembuatan film, mereka melakukannya secara total dengan melakukan shooting di spot-spot menarik di berbagai pelosok Bandung Barat.

Belum lagi soal waktu, tenaga, dan materi yang terkuras untuk pembuatan film yang menghabiskan biaya sekitar Rp 3 juta-Rp 5 juta. “Dari sini, kami merasa dirugikan baik secara moril maupun materil,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, panitia lomba dari Disparbud KBB, Deden Julyana mengakui, festival film yang merupakan bagian dari Festival Patarema ini baru pertama kali digelar. Dengan demikian, segala kekurangan dalam penyelenggaraan kegiatan menjadi bahan evaluasi bagi Disparbud. Untuk menindaklanjuti masalah ini, pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan kembali dengan panitia. “Dalam waktu dekat akan ada pertemuan lagi,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan