BANDUNG – Demo eskul merupakan salah satu rangkaian kegiatan masa orientasi siswa (MOS) untuk siswa siswi baru di SMA PGII 1 Bandung. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan sekian banyaknya ekstakulikuler yang ada di sebuah sekolah. Biasanya demo tersebut berupa presentasi mengenai ekstakulikuler tersebut maupun aksi dari kegiatan ekstrakulikuler.
Ada beberapa macam ekstakulikuler di SMA PGII 1 Bandung yang memperkenalkan kegiatanya pada para siswa baru, diantaranya Kabaret, Paskibra, Angklung, dan salah satu yang terunik yaitu Pecinta alam bernama TapaSamida.
Ketua Umum Ekstrakulikuler TapaSamida SMA PGII 1 Bandung, Rizky mengatakan targetnya untuk tahun ini ada 50 siswa baru yang tergabung dalam TapaSamida. ”Target kita tahun ini untuk anggota yang baru yaitu 50 orang. Dengan ini, kuantitas yang dibutuhkan akan tercapai, dan kita juga berusaha agar kualitas juga menjadi hal yang harus diperhatikan pada saat mendidik adik adik yang baru,” kata Rizky saat diwawancarai oleh Jabar Ekspres, kemarin (15/7).
Cara mereka menggaet siswa baru untuk bergabung yaitu dengan mempresentasikan kegiatannya dihadapan para siswa baru. Anggota TapaSamida memajang alat-alat mereka untuk berkegiatan di alam bebas seperti tenda untuk camping dan sebuah perahu arum jeram berdiri tegak. Lalu paling depan berjajar 3 buah motor trail dan beberapa alat lain seperti dayung, pelampung, dan tas carier.
Acara demo eskul ini berlangsung sampai pukul 12.00 secara bergantian. Sampai kegiatan ini selesai, ada 36 orang yang mendaftar namun angka ini masih bisa berubah rubah sampai pendaftaran ditutup pada bulan September.
Alumni Ekstrakulikuler TapaSamida di SMA PGII 1 Bandung, Donny juga menuturkan bahwa acara pengenalan untuk ekstakulikuler ini menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan untuk para organisasi di sekolah.
”Tradisi demo eskul ini sangat baik untuk dilanjutkan karena selain untuk silaturahmi tradisi ini juga bagus untuk menularkan ilmu keorganisasian kepada adik adik kita yang akan bergabung, dan saya sendiri walaupun sudah alumni mengapa masih hadir disini karena merasa tradisi seperti ini memiliki nilai kekeluargaan yang sangat bagus” tutur Donny. (job/azu)