Dedi Gerakan Bangun Seribu Tajug di Jabar

WASIAT Sunan Gunung Jati sebelum meninggal ternyata menginspirasi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. Wali Kutub asal Cirebon itu menegaskan bahwa dirinya menitipkan tajug (mushola kecil) dan fakir miskin kepada penerusnya.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut melihat unggahan salah satu warga Kabupaten Subang. Tepatnya, warga Kampung Pungangan, Desa Rancabango, Kecamatan Patok Beusi, Kabupaten Subang.

Tak menunggu waktu lama, dia langsung mendatangi lokasi tersebut pada Senin (9/7).

Saya terus terang sedih, ada tajug dalam kondisi seperti ini. Tajug di kampung itu memiliki posisi sentral. Di sana, anak-anak belajar salat berjamaah dan mengaji. Saya teringat amanat Kanjeng Sunan Gunung Jati,” kata Dedi di Tajug Al Jabbar.

Benar saja, sesuai prediksi Dedi, Tajug Al Jabbar memiliki nilai sejarah di Desa Rancabango. Pada Tahun 1970, tajug itu mulai dibangun oleh salah seorang guru ngaji di sana. Kondisinya kini memprihatinkan dan tidak terawat dengan baik.

Tentu kita bangun kembali tajug ini. Kalau ada permintaan warga di daerah lain pun kita bangun. Kita mulai gerakan membangun seribu tajug di Jawa Barat. Targetnya, dalam satu minggu, ada satu tajug di kampung yang kita bangun,” katanya.

Sunan Gunung Jati merupakan satu di antara banyak wali yang tergabung dalam Majelis Wali Songo. Cucu Prabu Siliwangi itu menetapkan tajug sebagai salah satu pusat gerakan penyebaran ilmu keislaman secara kultural.

Berangkat dari tesis ini, Dedi Mulyadi bertekad menghiasi tajug di Jawa Barat dengan arsitektur khas daerah. Jika berada di Sunda, maka arsitekturnya harus Sunda. Jika berada di Cirebon, maka arsitekturnya bergaya Cirebon. Pun begitu jika berada di daerah Betawi.

Desainnya gaya panggung dengan arsitektur khas. Kita harus mengembalikan cita rasa kultur. Kalau bergaya panggung kan bisa digunakan untuk tempat belajar anak-anak mengaji. Saya teringat waktu kecil,” ujarnya.

Menurut kader Nahdlatul Ulama tersebut, setiap tajug harus dilengkapi Mushaf Alquran dan Kitab Kuning. Selain itu, ketersediaan bedug menjadi penting sebagai penanda masuknya waktu shalat selain adzan melalui pengeras suara.

Tinggalkan Balasan