CIMAHI – Takut tak kebagian nomor antrean pada Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB), ratusan orang tua siswa terpaksa mendatangi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Kota Cimahi sejak subuh.
Diakui Nia Kurniasih, 45 salah seorang orang tua siswa yang akan mendaftarkan anaknya. Dia menuturkan, datang ke sekolah sejak pukul 05.00 hanya untuk mengambil nomor antrean. Padahal, sebelumnya dia datang pagi, tapi nomer antrean sudah habis.
”Kemarin sudah mengantre, tapi tidak kebagian nomor antrean. Jadi terpaksa datang lagi hari ini. Alhamdulillah sudah dapat antrean, dan tinggal mendaftar,” kata Nia saat ditemui di SMPN 7 Cimahi, kemarin (5/7).
Nia mengungkapkan, dirinya langsung mendaftarkan anaknya ke SMPN 7 Cimahi lantaran lokasinya tak jauh dari rumah. Sehingga, dengan dekatnya lokasi sekolah akan memudahkan anaknya untuk diterima.
”Rumah saya masih di sekitar Cibeureum, pastinya ke sini karena dekat. Kan kalau zonasi nanti poinnya lebih besar. Jadi semoga diterima,” harap Nia.
Di tempat sama Wakil Kepala SMP Negeri 7 Cimahi, Silvia mengakui pada PPDB kali ini pihaknya sempat kewalahan menerima pendaftaran orang tua siswa yang datang ke sekolah. Sehingga, panitia memberlakuan nomor antrean.
Silvia menjelaskan, pada hari pertama pendaftaran, panitia mencatat ada sekitar 150 pendaftar. Namun tidak bisa terlayani semua lantaran pada pukul 14.00, server dari pusat sudah ditutup.
Untuk itu, orang tua yang tidak kebagian mendaftarkan anaknya pada hari pertama, terpaksa harus datang pada hari kedua, dan datang kembali pada hari ketiga jika terlewat mendaftar pada hari kedua.
”Mungkin karena mereka tidak kebagian mendaftar pada hari pertama, jadi waktu hari kedua mereka inisiatif datang subuh. Tadinya antrean itu dibuka pukul 07.30. Tapi kalau menunggu lebih lama, kasihan. Jadi nomor antrean kami berikan lebih pagi lagi,” jelasnya.
Kendati demikian, Silvia mengaku, pihak sekolah sama sekali tidak menyarankan orang tua untuk mengantre pendaftaran sejak pagi. Namun karena inisiatif orangtua siswa sendiri lah mereka datang lebih pagi.
”Kami tegaskan kalau antrean sejak subuh itu sama sekali bukan kami yang menyuruh. Itu lebih kepada inisiatif para orangtua siswa. Sebetulnya kasihan juga dengan kondisi seperti itu,” tuturnya.