BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengaku optimistis pemberangkatan jamaah haji tahun 2018 dapat terbang melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Majalengka.
Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jabar, Iwa Karniwa. Meskipun sebut Iwa, sebelumnya Kementerian Agama (Kemenag) menilai BIJB belum bisa digunakan. Namun, pertemuan dengan Kemenag membuahkan hasil dan BIJB bisa digunakan untuk keberangkatan haji.
”Alhamdulillah sudah dalam proses, masih ada peluang untuk bisa, nanti biar dari Kemenag yang memang secara Tugas Pokok dab Fungsi (Tupoksi) yang mengurusi,” kata Iwa di Bandung kemarin (4/7).
Lebih lanjut dia menyebutkan sampai saat ini teknis pemberangkatan haji dari BIJB masih terus dimatangkan. Menurut Iwa, pihaknya sudah membicarakan persoalan tersebut bersama Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin dalam kegiatan pengukuhan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
”Tadi kita juga rapat dengan Asisten Daerah (Asda) dua. Kurang lebih ada 15 tahapan lagi yang harus diselesaikan, tapi Insya Allah kita optimis,” katanya.
Iwa menuturkan, yang menjadi permasalahan Kemenag sebelumnya ialah karena belum maksimalnya berbagai sarana penunjang pemberangkatan haji dari BIJB. Sebab, selama ini calon jamaah haji dari Jawa Barat dipusatkan pada embarkasi di Kota Bekasi.
”Sekarang sudah ada solusi, solusinya sedang dibahas tapi intinya kita optimis bahwa pelaksanaan bisa sebagian dari BIJB,” kata dia.
Sementara untuk teknis di lapangan, kata Iwa, Kemenag yang lebih memiliki kewenangan dan akan menjalankan sesuai Tupoksi. Menurutnya, nantinya calon jamaah haji kemungkinan akan diberangkatkan dari tempat embarkasi menuju BIJB.
Iwa menilai, untuk mengupayakan pemberangkatan haji dari BIJB sebenarnya perlu dipikirkan secara matang agat tidak meruntuhkan kepercayaan Pemerintah Arab Saudi. Sebab, Pemerintah Arab Saudi sudah memberikan kemudahan dan 2018 adalah kali pertama imigrasi bisa dilakukan di Jedah.
”Di Indonesia kan sebetulnya sangat riskan, ini yang menjadi pembahasan sampai tiga tahun. Sehingga proses imigrasi Indonesia sekarang diputusakan di Jedah,” kata dia.
Meski begitu, pihaknya tetap memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat karena kegiatan administrasi kali ini lebih efektif. Pasalnya, proses imigrasi yang sekarang dilakukan di Jedah dinilai sangat memudahkan para calon jamaah haji terutama bagi yang berusia lanjut.