Di masing-masing TPS, lanjut Agung, jumlah personel pengamanan bervariasi. Jumlah tersebut merujuk kepada lokasi-lokasi yang dianggap rawan. “Kalau TPS situasional. Satu polisi umumnya empat TPS, ada satu polisi dua TPS dan kalau rawan satu TPS ya satu polisi. Itu nanti Kapolresnya yang menentukan,” lanjutnya.
Selain TPS, polisi juga turut mengamankan masing-masing markas pemenangan pasangan calon. Termasuk juga di kantor KPU dan Bawaslu. Untuk jumlahnya menyesuaikan. “Berlaku pengamanan di rumah pemenangan termasuk terhadap para pasangan calon. Sama haknya,” katanya.
Menurut Agung, selain aparat Kepolisian, aparat TNI juga turut membantu Polri dalam pengamanan pilkada serentak. Sekitar 3 ribu prajurit Kodam Siliwangi dikerahkan untuk membantu Polri.
“Pengamanan 3.000 prajurit antisipasi perkembangan di wilayah, selain dari TNI, kami juga telah meminta bantuan kepada masyarakat untuk membuat kondusivitas selama digelarnya Pilkada serentak ini, sehingga saya berharap Peran serta masyarakat ikut membantu dan mendukung sebagai mata telinga melihat dan mendengar kemungkinan ancaman mengganggu stabilitas wilayah, supaya kita bisa ambil langkah pencegahan,” pungkasnya (yul/ign)