Dari situasi ini, AHY merasa situasi seperti itu seharusnya tidak terjadi bila revolusi mental sukses dijalankan.
“Itu dari sisi substansi, lalu apa yang bisa kita tangkap dari kritik AHY ke Jokowi, saat Pilpres 2019 kian dekat? PD sepertinya ingin mengirim pesan kepada Jokowi dan koalisinya untuk tidak terlalu berharap agar PD masuk koalisi,” paparnya.
Sebelumnya SBY juga menunjukkan behavioral politik yang bisa dimaknai mulai bergersernya PD dari pusaran Jokowi. Pidato-pidato Jokowi yang kerap menyalahkan masa lalu sepertinya turut mempengaruhi perubahan sikap PD ini.
“Namun kemana PD akan melangkah belum bisa kita pastikan. Prabowo yang sabar menunggu “bola muntah” PD juga belum bisa berharap banyak. Hal ini karena baru-baru ini SBY justru mengatakan bahwa agenda terdekat PD adalah membantu rakyat terlebih dahulu, daripada memilikirkan koalisi—baik koalisi pemerintah maupun yang baru muncul, koalisi keumatan,” paparnya.
Hal ini dilihat sebagai sebuah pernyataan simbolik yang makin mempertegas karakter PD sebagai kekuatan penyeimbang (yan)