Selain itu, saat ini stok daging di gudang Bulog sudah menipis. Hanya tersisa 4.000 ton. Adrianto mengatakan Bulog bersiap mendatangkan lagi 34.000 ton dari india. “Pemasok juga sebenarnya kewalahan, ini berarti di dalam negeri masih laris,” katanya.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Abdullah Mansuri menganggap kenaikan harga menjelang lebaran adalah wajar. Ia mengakui bahwa bahan pangan di pasar tradisional mengalami sejumlah peningkatan. Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, kurva permintaan yang tinggi jelang hari raya Idul Fitri mengerek harga-harga bahan pangan tersebut.
”Tren harga pada awal sampai pertengahan puasa tahun ini masih cenderung lebih baik dibanding tahun lalu. Namun kini mendekat hari raya, peningkatannya sama tingginya dengan tahun lalu,” ujar Mansuri.
”Pengawasan masih terus dilakukan. Khususnya untuk di pasar tradisional. Setiap jam saya pantau dan monitor laporan dari teman-teman pedagang tak hanya di Jakarta tapi juga di daerah-daerah lain,” pungkas Mansuri.
Anggota Komisi IV DPR Zainut Tauhid Sa’adi menuturkan dalam rapat kerja Komisinya dengan Kementan 4 Juni lalu, parlemen menyampaikan peringatan agar pasokan kebutuhan bahan pokok pangan bulan puasa sampai lebaran terpenuhi. Sehingga tidak memicu kenaikan harga dipasaran.
Namun ternyata mendekati lebaran, harga bahan pokok pangan seperti daging sapi dan ayam mengalami kenaikan. ’’Kami berharap Kementan, Kemendag, Bulog, dan Sagas pangan harus koordinasi,’’ jelasnya.
Zainut mengatakan ketika saat ini harga sudah mulai naik, harus dilakukan evaluasi dan antispasi secara serius. Supaya jangan sampai kenaikannya tidak terkontrol. Dia berharap kenaikan yang terjadi saat ini masih dalam tahap wajar, karena tingginya permintaan. Namuh politisi PPP itu mengkhawatirkan jika kenaikannya semakin tajam. ’’Perlu ada tindakan cepat untuk pengendalian. Seperti melalui operasio pasar,’’ pungkas Zainut. (tau/agf/wan/ign)