Dua Kecamatan Terbanyak HIV

NGAMPRAH– Dua kecamatan di Kabupaten Bandung Barat tercatat sebagai dua wilyah dengan jumlah penderita penyakit HIV yakni Kecamatan Lembang dan Padalarang.
Tercatat, hingga pertengahan 2018 jumlah penderitanya mencapai 298 orang yang tersebar di 16 kecamatan dan didominasi di dua kecamatan tersebut.

“Penderita HIV/AIDS di Kecamatan Lembang dan Padalarang paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Ini menjadi perhatian kami agar penderita HIV ini bisa turun setiap tahunnya,” tegas Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bandung Barat, Lilly Koesmadi Antoro, di Ngamprah, Rabu (23/5).

Banyaknya penderita HIV/AIDS di Kecamatan Lembang dan Padalarang, sebut dia, bukan dikarenakan karena kedua daerah itu adalah tujuan wisata dan banyak dikunjungi pendatang. Akan tetapi lebih kepada karena Lembang dan Padalarang banyak menjadi tempat pelayanan berobat oleh penderitanya. “Sehingga bisa terlihat berapa jumlah terbanyak karena bisa dilihat dari mereka yang berobat,” paparnya.

Dia mengakui, saat ini tren penderita HIV/AIDS didominasi oleh ibu rumah tangga. Penularan yang terjadi kepada mereka karena suami-suaminya yang banyak “jajan” di luar. Kemudian, sebanyak 10% didominasi oleh pelaku yang berasal dari kalangan LGBT. “Tren profesinya 14% ibu rumah tangga, kemudian usia remaja produktif dan LGBT juga trennya naik,” katanya.

Berdasarkan pengakuan komunitas LGBT di Bandung Barat, total komunitas tersebut mencapai 2.000 kelompok. Mereka banyak berkomunikasi melalui aplikasi khusus yang dimiliki. Sehingga tidak menutup kemungkinan jumlahnya lebih banyak dari yang sudah terdata. Lili mengatakan, untuk menekan HIV/AIDS pihaknya terus melakukan sosialisasi ke tiap desa serta membentuk Desa Peduli AIDS. Saat ini, dia mengatakan sebanyak 22 desa telah membentuk Desa Peduli AIDS dari 165 desa yang ada.

Fungsinya untuk memfilter karena Desa Peduli ini diisi oleh seluruh elemen masyarakat dan surat keputusannya dari kepala desa. “Pada tahun 2017 ada sebanyak 6 orang penderita yang meninggal karena HIV. Dengan kehadiran Desa Peduli itu penderita HIV/AIDS bisa menurun dan tidak ada lagi korban meninggal dunia,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan