Emil Tawarkan Sistem Pertanian Irigasi Infus

BANJAR – Kekeringan lahan pertanian di Kota Banjar disinyalir akibat sistem irigasi buruk. Hal itu membuat petani sering gagal panen. Sejumlah petani mengeluhkan hal tersebut ke kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK) saat berkunjung ke Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.

Menurut Darmin, petani setempat, akibat sistem irigasi yang buruk, petani Banjar sering gagal tanam.   “Di sini masih sistemnya tadah hujan, kalau nggak turun hujan petani susah, sawah kering,” ucap Darmin saat berdialog dengan Ridwan Kamil, Minggu (21/5).

Selain itu, Darmin juga mengeluh soal kurangnya lapangan kerja di Kota Banjar. Sehingga banyak pemuda/pemudi usia produktif merantau ke kota-kota besar seperti Bandung, Bekasi, dan Jakarta untuk mencari pekerjaan. ”Hal itu dilakukan karena di Banjar kurang lapangan pekerjaan. Kami minta kalau kang Emil jadi Gubernur, di Kota Banjar diperbanyak lapangan kerja,” sambungnya.

Menjawab persoalan tersebut pria yang kerap disapa Kang Emil ini menjelaskan, paslon Rindu (Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum) mempunyai program solutif untuk masalah pertanian di lahan kering. Yakni mengembangkan pertanian melalui sistem irigasi tetes (drip irrigation). Dengan sistem ini, kata dia, tanaman diberikan nutrisi dan air melalui selang yang terhubung dengan botol berisi air.

”Infrastruktur air harus jadi perhatian dalam reformasi irigasi. Dengan sistem irigasi tetes, di lahan kering dan tandus pun kita bisa menanam melon,” ucap Kang Emil.

Terkait masalah lapangan kerja, paslon Rindu menurut Kang Emil akan menghadirkan kesejahteraan untuk rakyat. Membuka seluas mungkin kesempatan kerja, melalui laja (lapangan kerja) dengan kolaborasi dengan pihak swasta dalam menghadirkan lingkungan usaha.

Karena itu, masalah kurangnya lapangan kerja yang berdampak pada pengangguran akan diselesaikan melalui program satu desa satu perusahaan.  ”Tiap desa akan beda-beda produknya dimana warganya tidak usah pindah ke kota, kerja di desa tapi rejeki kota.  Ini akan mengurangi pengangguran,” ucap pria yang masuk dalam daftar 50 Pemimpin Terbaik Dunia 2018 versi Majalah Fortune ini.

Pekerjaan yang dilakukan di perusahaan desa itu, hasilnya, lanjut Kang Emil, akan menjadi tambahan ekonomi bagi petani sambil menunggu musim panen atau tanam.  Selain itu, juga dapat dikerjakan disela-sela mengurus sawah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan