BI Siapkan Rp 11,91 Triliun

BANDUNG – Menghadapi kebutuhan layanan penukaran uang selama ramadan dan Lebaran 2018. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat telah menyiapkan uang tukaran sebesar Rp 11,92 triliun. Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Ismet Inono mengatakan, jumlah tersebut meningkat Rp 440 miliar atau 3,8 persen dibandingkan realisasi pemenuhan kebutuhan tahun sebelumnya yang Rp 11,48 triliun. Menurutnya, peningkatan itu memang ada tetapi tidak terlalu besar.

”Kita harapkan dari perhitungan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama ramadhan sampai pasca lebaran nanti,” kata Ismet di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Senin (21/5).

Ismet mengungkapkan, nominal uang paling banyak porsinya tetap pada pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Sehingga, mulai tahun ini pihaknya mencoba mendistribusikan pecahan kecil lebih banyak.

”Kita berharap teman-teman dari perbankan juga bisa mendukung supaya uang pecahan kecil bisa beredar di daerah-daerah lebih banyak,” pinta Ismet.

Untuk memberikan pelayanan yang maksimal dalam penukaran uang terhadap masyarakat, BI Jabar telah bekerjasama dengan perbankan (Bank Umum dan BPR) baik di KC (Kantor Cabang) sampai dengan di KCP (Kantor Cabang Pembantu) sebagai implementasi Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati bersama pada 31 Maret 2017.

”Kalau yang langsung penukaran di bank, sekitar 1232 kantor cabang dan cabang pembantu serta 99 BPR di 11 kabupaten/kota wilayah kerja BI Jabar kita libatkan,” jelas Ismet.

Dia menambahkan, ada kebijakan baru untuk 2018, masyarakat dalam satu penukaran uang dibatasi sebesar Rp 3,7 juta saja. Hal itu dilakukan agar seluruh masyarakat dapat dilayani pada momentum ramadhan dan Lebaran 1439 H.

”Jika masyarakat butuh mau nukar lagi lebih banyak, jangan pada saat yang sama, tapi besoknya lagi. Supaya bisa merata masyarakat memperoleh kesempatan dapat uang baru,” pungkas Ismet.

Ismet juga mengajak seluruh masyarakat tidak menukarkan uang untuk lebaran pada penjual uang. Sebab, uang yang dijual oleh mereka tidak jelas sumbernya dari mana.

Ismet menuturkan selama ini pihaknya tidak mengetahui secara persis perihal uang yang dijajakan mereka kepada masyarakat. Bisa saja mereka dapatkan secara resmi dari perbankan maupun dapat tukaran dari ATM.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan