BANDUNG – J&C Cookies mengembangkan pasar kue kering di Surabaya, Batam dan Singapura. Hal ini bentuk penguatan pemasaran dan distribusi kue kering lokal asal Kota Bandung dalam skala nasional dan Asia.
Owner J&C Cookies Jodi Janitra mengatakan, pemetaan distribusi tersebut sebagai pondasi strategis distribusi. Sebab, secara pemasaran Jabar sudah dikuasai Bandung, sementara pengelolaan wilayah timur dipusatkan di Surabaya.
Sementara wilayah Batam, kata pria yang juga menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar tersebut, dijadikan penghubung untuk melakukan distribusi ke Singapura. Jodi menilai, Singapura menjadi pintu pembuka menuju pasar Asia.
“Meski sebenarnya, banyak juga pembeli orang Indonesia juga di sana. Tapi, nilai pemintaan serta ekonominya lumayan besar,” ungkapnya.
Meski baru terbuka menjajaki pasar di Singapura, nyatanya J&C Cookies bukan pemain baru. Sebab, selama 14 tahun mengekspor satu jenis kue kering yang dipasok untuk salah satu perusahaan.
“Kita selama 14 tahun kirim ke sana dan dijual dengan brand perusahaan lain. Usai Ramadan, Batam dan Singapura insya Allah mulai berjalan,” paparnya.
Disinggung soal penjualan jelang Ramadan dan Lebaran, Jodi mengungkapkan, sebanyak 95 persen masih mengandalkan pemasaran offline. Sebab, dia menyadari betul banyak pengusaha-pengusaha kecil yang ikut bergantung pada pejualan J&C Cookies.
“Untuk penjualan online dipatok tidak melebihi 5 persen. Penjualan kue kering ini cukup unik, sebab hanya ramai di musim Lebaran. Di luar itu, Natal dan Imlek. Tapi tetap tidak setinggi penjualan di Lebaran,” tuturnya.
Sementara itu, General Manager J&C Cookies Farhan Basyir mengungkapkan, J&C Cookies teiah memiliki iebih dari 50 jenis kue kering, yang setiap variannya memlliki clta rasa yang khas. Tak hanya kue-kue klasik seperti nastar, kaastengel, puti salju, dan sagu keju saja, J&C Cookies juga menghadirkan varian kue kering yang unik. Antara lain, Jengkies Cookies juga Ripet Cookies yang bahan dasarnya terbuat darl ikan teri dan pete.