BANDUNG – Viking Persib Club (VPC) kecewa tim kesayangannya diserang oleh oknum Aremania usai bermain imbang 2-2 di Stadion Kanjuruan, Mingu (15/4) malam. Namun, mereka berjanji tak akan membalas perilaku yang serupa.
Stadion Kanjuruhan memang mendadak horor buat Persib. Laga belum sepenuhnya selesai, tiba-tiba beberapa Aremania turun langsung ke lapangan.
Mereka sebenarnya cuma ingin melampiaskan kekecewaan kepada manajemen Arema FC. Namun, Pelatih Persib, Roberto Carlos Mario Gomez justru mendapatkan lemparan yang membuat kepalanya berdarah.
Atas kejadian ini, VPC sendiri sangat menyayangkan. Apalagi, Persib sebenarnya sebagai tim tamu yang harusnya disambut dengan baik. ”Tapi mudah-mudahan tak ada pembalasan serupa. Balas dengan kreativitas suporter, dan Persib balas dengan prestasi,” bilang pentolan VPC, Yana Umar, saat dihubungi.
Sebenarnya, lanjut dia, pertandingan tersebut bukan rivalitas yang panas. Mungkin persaingan cuma ada di lapangan, tapi kejadian semalam sangat disayangkan.
”Kemarin itu berlebihan menurut saya. Walau panas di media sosial sebelum laga. Tapi harusnya di pertandingan ya biasa saja, kalau seperti itu sampai ada pelemparan dan suporter turun ke lapangan berlebihan,” tandas dia.
Sementara itu, pelatih kepala Persib Bandung Roberto Carlos Mario Gomez memastikan tidak ada pemain yang terluka dalam insiden kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan.
Gomez memang mengalami luka di kepalanya, namun itu tidak masalah baginya. Menurutnya, kejadian tersebut kali pertama dialaminya selama menjabat sebagai pelatih di berbagai negara.
”Iya ini yang pertama kali, tapi tidak masalah. Itu memang tidak cukup bagus tapi tidak masalah. Yang menjadi masalah kami tidak suka kekerasan, karena ini sepakbola. Tidak ada (pemain terluka) karena kami bisa dengan cepat meninggalkan lapangan,” kata Gomez setiba di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, kemarin (16/4).
Lebih lanjut, Gomez kembali mengungkit hasil dalam pertandingan tersebut. Menurutnya, seharusnya Persib bisa membawa pulag poin penuh, bila saja wasit memberikan penalti saat Jonathan Bauman dilanggar di kotak 12 pas.
Gomez pun belum tahu bagaimana status pertandingan dengan skor 2-2 dan dihentikan wasit karena terjadi kerusuhan suporter tuan rumah yang masuk ke dalam lapangan Stadion Kanjuruhan. Dia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Komisi Displin (Komdis) PSSI.