BANDUNG – Untuk lebih memasyarakat Posyandu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar Lomba Desain Timbangan Balita tingkat Kota.
Kepala Bidang Sosial Budaya Ekonomi Masyarakat pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Perempuan (DP3APM) Yanti Erlinawati mengatakan, pihaknya ingin memiliki ikon timbangan sendiri untuk digunakan di tiap Posyandu. “Dari situlah kita ingin membuat desain timbangan di Posyandu yang khas Bandung,” jelas Yanti ketika ditemui, Jumat (6/4).
Menurutnya, Kompetisi akan melibatkan semua kecamatan di kota Bandung, desain timbangan yang terbaik akan dipatenkan menjadi produk daerah.
Selain itu, Lomba ini dilaksanakan atas gagasan Kepala DP3APM Dedi Sopandi yang ingin agar Kota Bandung memiliki ikon untuk timbangan balita di Posyandu.
Dia menambahkan, kompetisi desain ini melibatkan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di tiap kecamatan. Hal tersebut untuk memberdayakan Posyantek agar bisa menghasilkan inovasi teknologi tepat guna sebagaimana amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui Teknologi Tepat Guna.
“Para peserta ini adalah para inovator teknologi tepat guna di bawah Posyantek. Ada 15 desain dari 12 kecamatan yang mendaftar untuk presentasi” seucap dia.
Selain itu, para peserta yang telah mempresentasikan desainnya di hadapan para juri akan diseleksi berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan juri. Sehingga, dari hasil penilaian akan dipilih menjadi 3 desain terbaik yang akan dilombakan kembali pada 24 April 2018 mendatang.
“Pada 24 April nanti, mereka presentasi lagi bersama produk jadinya,” cetus dia.
Dia menuturkan, tim juri yang terdiri dari unsur Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat, Juariah, Inovator Terbaik Tingkat Jawa Barat, K. Fuzy Agus, Ketua Pokja IV PKK Kota Bandung, Lia Lestari, dan Dinas Kesehatan, Dessy Anggraeni akan kembali menilai hasil inovasi para peserta. Di hari itu, akan dipilih satu karya terbaik yang akan difasilitasi hak patennya oleh Pemerintah Kota Bandung.
“Nanti setelah dipatenkan, harapan kita ini bisa dimasukkan ke ekatalog sehingga bisa diproduksi dan digunakan oleh siapa saja,” ujar Yanti.