Menham Tidak Berminat Nyapres

CIMAHI – Menteri Pertahanan (Menhan) Jendera TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mengaku tak miliki hasrat untuk terjun ke dunia politik. Apalagi, mencalonkan menjadi presiden di 2019 nanti.

Dia mengaku, di usianya sudah berumur 67 tahun, mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) ini sudah cukup bangga bila ada masyarakat yang memanggil jendral.

“Saya tidak tertarik untuk berpolitik. saya sudah tua dan sudah lambat. Tidak perlu berpolitik saya masih berdarah prajurit TNI,” jelas Ryamizard dihadapan sekitar 1.420 prajurit Komandan Satuan Brigif 15 Kujang Cimahi, kemarin (5/4).

Dia mengatakan, selama jadi prajurit dua per tiga hidupnya selalu bertugas di lapangan dan di hutan. Dimana daerah tersebut setengahnya adalah daerah operasi. Bahkan, selama 14 tahun selalu berada di lapangan dan 9 tahun di daerah operasi.

Saya mandi saja selalu di sungai dan makan mie itu biasa. Dari pangkat letnan satu sampai kolonel bertugas di daerah operasi. hanya sepertiga tugas saya di kantor, kata dia.

Tidak hanya itu, sebagai anggota TNI, prajurit juga harus lebih tahu aturan akan tugas dan fungsinya. Jangan sampai prajurit lebih tahu pengetahuan yang lain selain tugasnya. Ia mencontohkan, jika seorang prajurit lebih tahu tentang politik bukan ketentaraan, lebih baik pindah saja jadi ahli politik dan masuk saja menjadi anggota partai.

“Kalau saya sampai sekarang nggak ada niat masuk partai saya masih bangga disebut tentara dan disebut jenderal,” tuturnya.

Sementara saat disinggung sikap TNI saat pemilu, Ia mengaku, dalam menghadapi tahun politik Pilkada serentak ini, dirinya dengan tegas melarang anggota TNI untuk membantu pemenangan salah satu calon peserta pemilu.

“Saya minta semua prajurit netral dan tidak boleh membantu salah satu calon. Jika itu terjadi tentu ada hukuman yang berat,” tegas dia.

Sedangkan terkait keamanan pada Pemilu serentak, menurutnya situasi dalam keadaan hangat sangatlah wajar. “Pastilah tapi masih belum apa apa. Mudah mudahan gak terlalu panas.

Harus aman jangan samapi ada masalah kecil dibesar besarkan, dibuat buat tidak aman,” pungkasnya. (ziz/yan)

Tinggalkan Balasan