Bukan tanpa beban mereka melintaskan kendaraan itu, apalagi dengan motor motor baru yang berat. Seperti hari itu, dia terlihat terengah engah saat barus saja melintaskan motor dari seberang kanan, dan kembali membawa kendaraan serupa dari seberang kanan ke kiri.
Jerihnya tersebut memang membuahkan hasil yang lumayan, dalam sehari setidaknya mereka bisa mengumpulkan Rp 200 hingga 500 ribu. Uang sebesar itu, dibagi rata dengan rekan-rekannya yang berjumlah Lima orang.
”Kita mah niatnya membantu warga, pedagang yang mau nyebrang. Tapi tidak sedikit dari mereka yang memberikan upah. Jadi dari situ kita sambil menunggu penumpang ojek membatu warga nyebrang,” ujar Asep sambil duduk dan menghitung hasil dari jasa angkut.
Sesekali salah seorang dari mereka meneriakan ke anak-anak yang bermain diatas rel. Awas barudak, aya kareta liwat (Awas anak-nak ada kereta lewat, Red.),” teriaknya melihat anak-anak yang bermain di atas rel.
Beberapa menit setelah teriakan itu, terdengar suara mengguruh dari arah sebrang sana. Dan munculah lokomotif dengan beberapa gerbong. Asep menyebutkan, mereka sering mengingatkan anak-anak karena kawasan itu memang merupakan daerah yang rawan.
Banyak diantaranya yang meninggal tertabrak kereta yang melintas. Namun, sejak keberadaan mereka, membuka ojek pangkalan di kawasan itu. Angka kecelakaan pun tidak terlalu tinggi bahkan bisa dibilang tidak ada.
”Kita disini bukan hanya nongkrong nunggu penumpang. Tapi juga menjadi penjaga perlintasan kereta api. Di sini mah nggak ada pintunya (pintu perlintasan), jadi kita kudu waspada,” katanya
Jumlah pemotor akan semakin banyak melintas jalan tikus pada saat ada razia di kawasan Kiaracondong. Saat itulah dikantakan Asep, merupakan masa panen mereka, karena yang melintas bukan satu dua, tapi mencapai puluhan kendaraan.
Kalau pagi, sama kalau ada razia pasti ramai. Karena jalan ini bisa menghubungkan yang mau ke Antapani atau PSM,” katanya menutup pembicaraan.
Seorang pemotor yang saat melintas, mengaku merasa terbantu dengan adanya tukang ojek pangkalan yang membantu menyebrangkan motornya. Kalau tidak ada mereka, pasti bingung. Saya nggak mungkin ngangkut motor ini sendiri, makanya sangat beruntung dan merasa terbantu dengan keberadaan mereka itu, kata Apong. (pan/ign)