CIMAHI- Tantangan dihadapi anak muda kedepan akan semakin berat. Sebab, sekarang ini perkembangan teknologi memiliki dampak negatif pada pola pikir mereka.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Cimahi Dwi Hartono mengatakan, agar anak muda menjawab segala tantangan maka pemuda perlu dilibatkan dalam segala urusan positif. Sehingga, setiap permasalahan yang ada pada anak muda harus diketahui.
Untuk itu, dalam membuat kebijakan akan disesuaikan dengan kondisi anak muda sekarang ini seperti apa. Jadi apa yang diharapkan bisa masuk pada anak muda tanpa terbenani.
’’Salah satu yang dilakukan oleh LDII dalam melibatkan pemuda adalah memasukannya kedalam sususan kepengurusan LDII, agar bisa diketahui keinginan anak muda tersebut,’’ ,” ujarnya saat ditemui usai melaksanakan Musda IV LDII, di Pondok Pesantren Baitul Izzah Cimahi, Jalan Karya Bakti, Kota Cimahi, Kemarin (22/3).
Tidak hanya itu, lanjut Dwi, pihaknya telah membina anak muda sejak dini dengan cara memberikan ilmu agama. Bahkan, sebagai pembekalan diberikan pengajian bagi anak kecil, remaja dan pengajian rutin untuk yang telah dewasa.
Dengan begitu, otomatis dengan adanya pembinaan seperti itu, maka anak akan berada dilingkungan yang baik, sehingga ketika diberikan mandat organisasi pun anak muda itu akan melakukannya bisa dengan baik.
“Mereka akan menjalankannya dengan cara yang disunahkan Rasullulah dan apa yang telah tertuang dalam Al-quran,” katanya.
Selain itu, kata dia, dengan pembekalan seperti itu, anak muda tersebut akan patuh dan mendukung pemerintah serta akan mampu menghadapi tantangan yang tengah dialaminya.
Ditempat sama, Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna meminta generasi muda di Kota Cimahi mampu berperan aktif dalam menularkan virus kebaikan.
“Peran yang kita harapkan adalah peran lebih aktif, bagaimana membangun atau menularkan virus baik,” imbuhnya.
Ajay menuturkan, peran aktif generasi muda, termasuk LDII sangat penting. Pasalnya, dengan menularkan virus kebaikan dan membangun mentalitas diri, para generasi milenial di Kota Cimahi tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif.
“Di Cimahi ini, seperti kita ketahui 40 persen usia transisi. Anak-anak mudanya banyak. Maka pembinaan kepada mereka sangat perlu dilakukan,” tuturnya.