Stok Bahan Makanan Halal di Kulkas Biara

Stok Bahan Makanan Halal di Kulkas Biara
LINTAS BUDAYA: Para guru Indonesia berpose bersama Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, belum lama ini
0 Komentar

Dan yang menemui mereka dalam acara perpisahan yang dihadiri Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop itu, semua sepakat dengan Khalif. Penghormatan pada keberagaman jadi salah satu pengalaman paling berharga yang dipetik. Selain bagaimana sistem pendidikan di Australia memungkinkan para siswa jadi terlatih berpikir kritis.

Rabiatul Awaliyah, misalnya, mengenang bagaimana para guru di Beechworth Primary School, Victoria, tempatnya diposkan, selalu mengingatkan dirinya untuk salat. Itu setelah mereka tahu bahwa sebagai muslimah, saya wajib salat lima kali dalam sehari, kata guru SD Ar Ridha Al Salaam, Depok, Jawa Barat, itu.

Tak pernah sekali pun dia mendapat pertanyaan bernada melecehkan. Baik terkait agama maupun negara tempat dia berasal. Termasuk dari para murid.

Baca Juga:Bayangkan Rio, Dapat GadingICMI Harus Bersinergi Dalam Pembangunan

Ada guru yang bertanya, apa kalau saya ke Indonesia juga harus pakai jilbab? Itu semata-mata karena dia tidak tahu dan belum pernah ke Indonesia, ungkapnya.

Kehadiran Rabiatul bahkan sampai menarik perhatian sebuah koran setempat, Ovens and Murray Advertiser. Sambutan kedatangan perempuan 24 tahun itu diliput secara khusus dan pemuatannya disertai foto. Seumur-umur baru kali itu saya masuk koran, hehehe, katanya.

BRIDGE dalam nama resmi ditulis kapital untuk menekankan tujuan diadakannya program itu. Yakni, Building Relationships through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (Membangun Kerja Sama Melalui Dialog Lintas Budaya dan Hubungan yang Terus Berkembang).

Dialog yang dimaksudkan di BRIDGE itu tentu saja termasuk di dalam kelas. Mega Dwiantari, peserta yang berasal dari sekolah yang sama dengan Khalif, misalnya, sempat mendongeng tentang beberapa kisah tradisional Indonesia. Di antaranya, Bawang Merah-Bawang Putih dan Jaka Tarub.

Para murid juga sangat antusias mendengar dan bertanya. Di pelajaran apa pun, mereka selalu aktif bertanya, ungkap guru SMP Progresif Bumi Shalawat yang juga ditempatkan di Merry College itu.

Ada murid di Urangan State High School, tempat Aidil Fitri ditempatkan, misalnya, yang bertanya, apa di Indonesia ada mobil? Ada pula yang nanya, di Indonesia siswanya belajar pakai kursi nggak? Tentu nggak bermaksud apa-apa, murni karena tidak tahu, kata Aidil, satu di antara tiga guru pria yang menjadi peserta di cohort 1 tahun ini.

0 Komentar