NGAMPRAH – Produksi ikan tawar di Waduk Cirata dan Saguling di tahun ini diprediksi akan turun sebesar 50 persen. Hal itu, seiring dengan rencana penertiban kolam jaring apung (KJA) untuk menyukseskan program Citarum Harum Bestari yang digagas Kodam III/Siliwangi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat, Undang Husni Thamrin mengatakan, target produksi ikan tahun ini sebanyak 51 ribu ton. Tapi, kami pesimis bisa mencapai target karena dalam waktu dekat akan ada penertiban KJA dalam rangka Citarum Harum Bestari.
’’Kami prediksi turun produksi bisa mencapai 50 persen. Sementara tahun lalu, pemerintah daerah mampu mencapai target produksi ikan hingga 46 ribu ton dengan jenis ikan mas dan nila,’’ kata Undang ketika ditemui kemarin (19/3).
Dia menyebutkan, total KJA di Waduk Cirata yang masuk tiga wilayah Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur mencapai 30.000 KJA dengan ukuran 7×7. Sementara di Waduk Saguling mencapai 14.000 KJA. Padahal, idealnya untuk di Cirata harusnya 12.000 KJA dan di Saguling 3.000 KJA. Namun, kebanyakan KJA yang selama ini berdiri ilegal.
’’ Ini bisa mengganggu kualitas lingkungan juga,” katanya seraya menyebutkan saat ini jumlah petani ikan di Cirata mencapai 1.535 orang dan di Saguling mencapai 700 orang.
Undang memaparkan, penertiban KJA tersebut diperkuat dengan Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Penanggulangan Pencemaran dan Perusakan Alam pada DAS Citarum. Serta diperkuat dengan SK Gubernur Jawa Barat Nomor 917 Tahun 2017 Tentang Satgas Penertiban KJA.
Setelah selesai ditertibkan, kata dia, pemerintah daerah akan memberikan pelatihan bagi petani ikan untuk beralih propofesi. Di antaranya pelatihan menjahit, kerajinan dan lainnya. Sebab, mereka sudah tidak bisa lagi memproduksi ikan dengan mendirian KJA di waduk tersebut.
“Kalau dihitung ada sekitar 2.000 orang yang harus kita bina dan berikan pelatihan agar mereka bisa memiliki keterampilan dengan profesi baru,” ungkapnya. Seperti diketahui, produksi ikan dari Kabupaten Bandung Barat tidak hanya dikonsumsi oleh warga Bandung Barat. Melainkan didistribusikan juga ke sejumlah wilayah seperti di Jawa Barat hingga ke Jakarta. (drx/yan)