BANDUNG – Warga di Kabupaten Bandung tidak bisa nyenyak tidur. Sebab, tingginya intensitas hujan membuat sungai Citarum meluap kembali.
Hal ini dibuktikan ketika hujan mengguyur pada Kamis (8/3) malam. Tercatat sedikitnya 6.361 rumah warga di tiga kecamatan (Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang) kembali terendam banjir dengan ketinggian bervariasi. Tidak hanya itu, akses Jalan Raya Banjaran hingga Jalan Raya Dayeuhkolot menuju Kota Bandung pun kembali terputus karena genangan air.
Kasi Pemerintahan Desa Dayeuhkolot Asep Hidayat mengatakan, saat ini banjir masuk ke dalam kantor Desa Dayeuhkolot setinggi 50 sentimeter. Padahal, sebelumnya air hanya setinggi 30 sentimeter.
”Banjir saat ini lebih tinggi dari sebelumnya. Tapi, kami masih melakukan pelayanan kepada masyarakat. Sebab, masyarakat masih banyak yang memerluka surat izin tidak masuk kerja karena rumah mereka terendam banjir,’ kata Asep di Kantor Desa, kemarin (9/3).
Dia memerinci, dalam dua minggu terakhir, rata-rata ada 40 warga yang meminta surat izin resmi dari desa. Alasannya, rumah mereka kebanjiran.
”Paling sedikit sehari. Tapi umumnya warga mengajukan surat untuk disampaikan ke perusahaan selama dua hari,” urainya.
Asep mengungkapkan, pengajuan izin tersebut bukan tanpa alasan. Selain karena akses menuju tempat kerja terputus, warga yang mengajukan izin juga umumnya direpotkan dengan upaya membawa keluarga mereka mengungsi ke lokasi yang aman.
”Setelah memastikan keluarga mereka aman, umumnya mereka kembali bekerja. Jadi bukan alasan mengada-ngada,” tuturnya.
Relawan Banjir Dayeuhkolot Saefulah mengungkapkan, genangan terjadi di sejumlah wilayah Desa Dayeuhkolot. Ketinggian air bervariasi yakni antara 30-240 sentimeter. Banjir ini paling tinggi menerjang Kampung Bojongasih.
”Banjir di Dayeuhkolot parah. Ketinggian sampai dada orang dewasa bahkan lebih. Lalu lintas pun kembali lumpuh total, yang biasanya Jalan Bojongsoang bisa dilalui, namun waktu semalam jalan tersebut pun tidak bisa dilalui karena kedalaman air pencapai 70 sentimeter,” papar Saefulah.
Menurutnya, para korban banjir sebagian besar mengungsi di pengungsian yang sudah disediakan. Di antaranya di masjid dan gedung pemerintah. Tercatat pengungsi sementara di Aula Desa Dayeuhkolot mencapai 62 keluaraga, 179 jiwa. Di Masjid Al Mustofa RW 08, Kampung Bolero pemgungsi mencapai 45 jiwa.