Sepuluh Ustad Diteror

JAKARTA—Kejadian teror kepada tokoh agama kembali terjadi. Di Depok kemarin (4/3) terjadi teror paket berisi daftar nama sepuluh ustad yang diancam bunuh dan penembakan terhadap studio musik grup Soneta. Kondisi tersebut sebenarnya telah terbaca oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menjelaskan, kejadian teror semacam itu sebenarnya diprediksi akan meningkat mendekati pilkada serentak. seperti instruksi dari Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan bahwa manuver-manuver akan makin tinggi jelang pilkada. ”Manuver ini bisa dengan beragam cara, salah satunya meneror semacam itu,” paparnya.

Manuver semacam itu dapat diterjemahkan bahwa ada pihak yang ingin mencampur aduk emosional masyarakat. Dengan target-target tertentu yang diinginkan. ”Maka, dalam kondisi ini masyarakat harus lebih kritis dalam memahami sebuah kejadian,” tuturnya.

Ada kemungkinan bahwa kejadian di Depok tersebut untuk membuat bahan-bahan berita palsu atau hoax. Dengan mengkombinasikan antara kenyataan atau kejadian dengan informasi-informasi yang tidak benar. ”Hal semacam ini perlu diketahui masyarakat agar tidak termakan hoax dan ikut terlibat,” terangnya.

Dengan begitu, ada langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang tepat. Pertama, masyarakat jangan percaya dengan informasi yang beredar di media sosial. ”Kalau ingin mengetahui kebenaran kejadian di Depok, tanya ke kepolisian sebagai pihak yang menangani kasus tersebut,” tuturnya.

Selanjutnya, setelah mengetahui informasi yang sebenarnya tentu perlu untuk melakukan perbaikan sistem keamanan di perkampungan dan rumah. Hal itu penting untuk bisa membantu bila terjadi sebuah gangguan keamanan. ”Peningkatan keamanan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara,” urainya.

Salah satunya, dengan memasang closed circuit television (CCTV) di setiap sisi kampung. Peralatan ini penting untuk bisa mendeteksi pelaku sebuah kejahatan. ”Sehingga, bila ada kejahatan itu bisa lebih mudah dikejar pelakunya,” jelasnya.

Lalu, langkah lainnya berupa membiasakan laporan ke aparat yang berwenang bila ada sebuah kejadian. Persoalan waktu itu sangat berarti dalam pengungkapan sebuah kejahatan. ”Melapor bisa dengan berbagai cara telepon atau internet,” paparnya.

Untuk kepolisian, dia berharap bahwa sinergitas dalam menuntaskan kasus itu ditingkatkan. Sehingga, sebuah kejahatan bisa diungkap lebih cepat. ”Perlu kerjasama yang sinergi antara aparat pemerintah,” terangnya. (idr/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan