Minim Fasilitas, Popkot Tetap Digelar

CIMAHI – Minimnya fasili­tas olahraga di Kota Cimahi diakui Sekretaris Daerah Kota Cimahi Muhammad Yani, usai membuka gelaran Pekan Olah­raga Pelajar Kota (Popkot) Cimahi 2018, di Disjas AD, Jalan Mintaredja Baros Kota Cimahi, Kamis (22/2/2018).

Dirinya mengatakan, untuk sementara ini, jika ada kegia­tan olahraga, seperti Popkot sekarang ini, Pemerintah masih menggunakan fasilitas milik TNI. Padahal. idealnya Pemkot membangun seperti Sport terpadu.

Menurutnya, salah satu-satunya fasilitas olahraga milik Kota Cimahi, yakni Gor Sangkuriang. Namun, dari segi fasilitas Gor tersebut be­lum memadai untuk diguna­kan untuk even-even besar.

’’Jadi berencana, jika peng­elolaan sudah dialihkan ke Pemerintah Kota Cimahi kembali, pihaknya akan mer­enovasi kawasan olahraga Sangkuriang,” jelas Yani ke­tika ditemui usai membuka acara Popkot kemarin (22/2).

Rencana renpvasi Gor Sang­kuriang akan segera dilakukan dan sudah diagendakan dalam propgram kerja. Termasuk ingin mendirinkan pusat seni, kebudayaan dan olahraga.

Sementara itu, Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga Disbudparpora Kota Cimahi, Nanang mengungkapkan, meski dengan fasilitas kurang memadai pihaknya tetap akan mengelar Popkot.

Dia mengatajkan, tujuannya untuk menjaring para atlet di usia muda khususnya tingkat pelajar. Digelaran ini kita bisa menggali bibit berpresta­si, khususnya dibeberapa cabang olahraga,” ungkapnya.

’’Popkot resmi dimulai sejak 21 Februari dan akan berakhir 25 Februari 2018. Dalam ge­laran tersebut, ada sembilan Cabang Olahraga (Cabor) yang dipertandingkan yakni, cabang atletik, bola voli pasir, tinju, tarung derajat, gulat, judo, karate, renang dan dayung,” jelas Nanang.

Selain itu, tiga Cabor, ya­kni dayung, gulat dan tinju terpaksa harus dilaksanakan di luar wilayah Kota Cimahi. Dayung dilaksanakan di Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan gulat dan tinju dilaksanakan di Gor Padjajaran, Kota Bandung,” jelasnya.

Popkot tersebut melibatkan sekitar 300 pelajar SD, SMP hingga SMA/SMK. Disinggung mengapa hanya sembilan cabor saja yang dipertanding­kan, ia menyebutkan, karena dari sembilan cabor ini ada­lah yang tidak lolos Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olah­raga Derah (Porda) tingkat Jawa Barat.

Tinggalkan Balasan