Untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara, setelah penataan selesai Pemkab Pangandaran menggencarkan promosi dan event besar. Tahun lalu, 2018 penari Ronggeng Wulung serempak memeriahkan kegiatan di Pantai Pangandaran. ”Ada juga triaton olahraga, venue berkuda yang sangai besar, dan Pangandaran Guide Festival,” jelasnya.
Pihaknya mencatat, kunjungan wisatawan ke Pangandaran naik signifikan setiap tahunnya. Tahun 2016, jumlah kunjungan mencapai 1,8 juta orang. Pada tahun 2017, jumlahnya naik 1,2 juta orang menjadi 3 juta pengunjung. ”Kami menargetkan jumlah kunjungan pada tahun 2019 nanti mencapai 5 juta orang,” urainya.
Sementara itu, fokus di bidang pendidikan, Pemkab Pangandaran menyekolahkan anak didik terbaik untuk sekolah spesialis ke berbagai universitas terbaik melalui program beasiswa dengan anggaran Rp 50 juta per siswa.
Pihaknya juga mendorong berbagai peningkatan. Dari kondisi faktual, uji kompetensi guru Pangandaran terendah di Jawa Barat, Angka Partisipasi Kasar (APK) terendah, partisipasi sekolah dari SMP ke SMA hanya 40 persen, dan mereka yang melanjutkan ke perguruan tinggi hanya 8 persen. Pun tingkat pendidikan rendah.
”Alhamdulillah setelah kami mengambil penuh tanggung jawab biaya pendidikan dari SD hingga SMA gratis, angka partisipasi pendidikan naik menjadi 98,90 persen,” tuturnya.
Bidang infrastruktur, Pangandaran menganggarkan perbaikan jalan rusak. Pihaknya menargetkan jalan menuju Cibubur dan Cipancar dan jalan lainnya sudah bagus.
Dan di bidang kesehatan, Jeje mengklaim Puskesmas di Pangandaran merupakan terbaik di Indonesia. Puskesmas kebanggaan sekelas hotel bintang tiga. Sarana pun ditingkatkan. Semula, kondisi Puskesmas buruk. Dokter hanya satu, ruangan terbatas, kondisinya bau.
”Sekarang sudah berubah. Masyarakat yang sakit mulai tahun ini cukup menunjukkan KTP dan tidak dipungut biaya. Fasilitas ruangan Puskesmas 1 kamar untuk 2 orang, ber-AC, dilengkapi TV, dan kamar mandi di dalam,” pungkasnya. (and/rie)
