jabarekspres.com – KLOTOK klotok klotok demikian bunyi yang keluar dari perahu berbahan kaleng saat mulai mengarungi aliran sungai Cikakak Jalan Lio Genteng RW 5 Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung. Anak-anak pun terlihat gembira dan berlari kecil mengejar perahunya yang mulai menjaduh.
Permainan berbahan seng ini memang sudah jarang sekali ditemui. Bak hanyut pada masa lalu, sejumlah orangtua pun terlihat menyaksikan acara bertema Bandung Parahu Kolotok Festival yang digelar Sakola Ra”jat Iboe Inggit di tengah haru biru anak anak yang kapalnya melaju setelah mendapatkan panas dari kapas yang dibakar di bagian belakang.
Bunyi klotok klotok itu sendiri muncul benturan antara dua moncong Meriam dengan body perahu yang menyerupai sebuah kapal perang angkatan laut. Selain bentuknya, kapal tersebut juga dilengkapi dengan bendera merah putih. Perahu klotok menjadi sebuah media/alat untuk mengenalkan kembali sosok dan peran Djuanda yang telah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia kepada generasi muda khususnya anak-anak.
Suasana semakin meriah ketika puncak acara berupa permainan balapan perahu kolotok, di parit dengan lebar Satu meter perahu perahu itu mulai melaju. Penggagas acara, Gatot membenarkan jika kegiatan itu merupakan bagian dari memperingati jasa besar pahlwan Ir. H. Djuanda, yang telah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia kepada generasi muda. ”Ini merupakan sarana untuk mengedukasi anak anak, agar mereka mau mempelajari sejarah. Selain itu mereka dan warga Lio Genteng bisa turut menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan melestarikan permainan tradisional,” kata Gatot.
Wikipedia Indonesia melansir Jika sosok Ir. H. Djuanda merupakan tokoh kelahiran Tasikmalaya pada 14 Januari 1911. Djuanda wafat pada 7 November 1963 pada usia 52 tahun. Selama hidupnya dia menjadi Perdana Menteri Indoensia ke-10, sekaligus yang terakhir. Dia menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu dia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.
Sumbangannya yang terbesar dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang menyatakan, laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).