BANDUNG – Maraknya pesan berantai terkait surat pencabutan rekomendasi Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil (RK) sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat, melahirkan banyak asumsi dan tanggapan. Pengamat politik The Centre for Media, Gender and Democracy (CMGD) Dedi Kurnia Syah mengatakan, buruknya relasi komunikasi politik RK menjadi pemicu.
“Ada kecenderungan one man show yang ditunjukkan RK selama ini berlanjut ke ranah komunikasi politik, dalam politik segala kepentingan memang sendiri, tetapi untuk mendapatkannya memerlukan keeratan relasi dengan yang lain,” terangnya baru ini di Jakarta (18/12/17).
Menurut doktor diplomasi politik ini, tiga kekuatan yang harus dirangkul adalah partai politik, masyarakat dan korporasi. Ketiganya dianggap sebagai penentu keterpilihan. Selama ini RK dianggap tidak mahir berkomunikasi dengan dua di antaranya.
“Tidak menafikkan bahwa sistem politik kita ini elektoral, partai sangat penting, begitu juga masyarakat sebagai pemilih, RK sejauh ini tidak melihat itu, ia terlalu berjarak dengan keduanya, meskipun sebenarnya ia tau memerlukan, bisa saja “kepongahan” seperti inilah yang membuatnya kehilangan momentum, dekat hanya dengan korporasi saja tidak cukup” terangnya.
Meskipun demikian, Dedi Kurnia menyarankan walikota Bandung ini untuk segera putar kemudi komunikasinya, salah satunya dengan menunjukan sikap ksatria, tidak lagi one man show.
“Selalu ada sisi baik, RK seharusnya membaca pergerakan politik Jabar dengan cermat, jumawa dengan kondisinya sekarang adalah petaka” tutupnya. ***