Tularkan Pola Didik Ala Een Sukaesih

jabarekspres.com, Bandung – Sebagai upaya tindak lanjut penghargaan Een Sukaesih Award (ESA) 2017, sebanyak 27 orang nominator guru berdedikasi terbaik berdiskusi agar bisa menularkan pendidikan berbasis kasih sayang.

Diskusi yang digagas yayasan Al-Baroqah Een Sukaesih tersebut juga sebagai upaya agar penghargaan ESA 2017 tidak berhenti sebatas seremonial saja. Melainkan bisa tetap berkesinambungan dan menjadi bahan ajar bagi semua guru di berbagai daerah dan nasional.

”Kami di yayasan Al-Barokah sudah dari 2012 bersama ibu Een mendirikan yayasan. Tujuannya bagaimana kami bisa mendesiminasikan pendidikan berbasis kasih sayang, yang dicontohkan oleh ibu Een,” kata Pembina Yayasan Al-Baroqah Herman Suryatman, kepada Jabar Ekspres, baru-baru ini.

Dia memaparkan, sebanyak 27 orang penerima penghargaan ESA 2017 akan menjadi bagian untuk menyebarluaskan pendidikan kasih sayang yang dicontohkan Een Sukaesih. Menurutnya, meski bukan PNS dan dalam kondisi fisik yang sakit, namun selama 25 tahun Een Sukaesih mampu memberikan pengajaran dengan penuh kasih sayang kepada anak didiknya tanpa pamrih.

”Setelah beliau berpulang, kami di yayasan punya tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan ibu Een. Dan sekarang ada temen-temen dari ESA yang kami ajak untuk sama-sama berjuang menjaga, mengembangkan, menyosialisasikan pendidikan berbasis kasih sayang,” kata dia lagi.

Jika melihat potret pendidikan di Indonesia hari ini, kata dia, banyak yang perlu diperbaiki. Sebab, pendidikan hari ini terlalu administratif, numerikal, kalkulatif dan hanya mengedepankan intelektual semata. Padahal, jika dipresentasekan hanya 20 persen saja hard skill mampu mengantarkan anak didik sukses karena 80 persennya adalah soft skill yang dibangun dengan kasih sayang.

”Kasih sayang ini kan luput dari perhatian kita ya, padahal kasih sayang menjadi kunci antara guru dengan anak, orangtua dengan anak maupun juga dengan masyarakat. Ini yang akan kita buatkan formatnya, kita buat silabusnya yang tepat untuk kita sosialisasikan kepada masyarakat, terutama untuk guru-guru,” urainya.

Dikatakan Herman, pihaknya juga akan menyelenggarakan workshop untuk melakukan standarisasi dan inovasi pembelajaran yang berbasis kasih sayang. Namun, dirinya perlu memperbaiki aturan pendidikannya terlebih dahulu untuk selanjutnya didiskusikan bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Harapannya, bias diseminasikan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

Tinggalkan Balasan