jabarekspres.com, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus mendorong perkembangan Wira Usaha Baru (WUB) di Jawa Barat agar mampu bersaing di pasar internasional dalam era ekonomi kreatif melalui teknologi digital.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar dalam sambutannya pada acara Festival Wirausaha Baru 2017 di Gedung Pusat Dakwah Indonesia (Pusdai) Jawa Barat, Kota Bandung, kemarin (6/12).
Deddy memaparkan, melalui acara tersebut pihaknya mampu memonitor bagaimana upaya dilakukan sebagai wira usaha baru, terutama dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan usahanya. ”Ini temanya wira usaha baru menyongsong era digital, jadi memang teknologi tetap juga harus dimanfaatkan, termasuk oleh para wirausaha baru,” kata wakil gubernur yang kerap disapa Demiz, kemarin.
Dikatakan dia, dengan adanya acara tersebut diharapkan akan lebih banyak menumbuhkan wirausahawan baru di Jawa Barat. Sebab, jika berbicara sektor Sumber Daya Alam (SDA) di Jawa Barat sangat banyak yang bisa dimanfaatkan.
Menurutnya, ekspor ekonomi kreatif setiap tahunnya mencapai 117 Triliun, di mana 33 persen ekspor ekonomi kreatif tersebut berasal dari Jawa Barat. Hal tersebut menunjukkan potensi ekonomi kreatif di Jawa Barat sangat besar. ”Nah pengusahanya pun harus juga banyak, jangan justru pengusahanya dari luar, bahkan bukan orang kita. Kita harapkan jangan sampai seperti itu, kita nanti tidak hanya berlaku sebagai konsumen tapi juga sebagai produsen,” kata dia.
Maka dari itu, Demiz mengaku akan terus mendorong perkembangan wirausaha baru di Jawa Barat. Terlebih, Jawa Barat merupakan pasar terbesar dengan jumlah konsumen sebanyak 47 juta orang.
”Jangan sampai diambil pihak lain. Apalagi orang-orang dari luar Indonesia. Sebaiknya masyarakat Jawa Barat sendiri mengelola pasarnya sekaligus mengembangkan pasar di luar Jawa Barat, Indonesia dan dunia,” kata dia.
Sementara untuk pengembangan wirausaha baru, Demiz memaparkan bisa dilakukan dengan cara pemasaran digital. Sebab jika masih menggunakan pemasaran konvensional dinilai sangat membutuhkan biaya besar.
“Dengan digital teknologi pemesanan bisa lebih cepat, kemudian juga upaya promosi bisa lebih luas lagi. Orang tinggal klik tau apa produknya, punya display yang tidak harus keluar uang banyak untuk promosi,” kata dia. (mg1/ign)