“I’m the Crown Prince of Johor. I don’t need to mention how much I am worth. Does it make any sense that I am not able to pay a mere 60 thousand dollars? (Saya adalah Putra Mahkota Johor. Saya tidak perlu mengatakan seberapa bernilainya diri saya. Apakah masuk akal saya tidak bisa membayar (gaji) hanya 60 ribu dollar?)”
Tak berhenti sampai di situ, lewat halaman Johor Southern Tigers, Alistair Edwards, direktur teknis JDT, juga menulis sebuah unggahan panjang mengenai hal ini. “Kami tidak ingin membicarkan isu ini secara publik, tetapi karena Mario Gomez memutuskan untuk melakukannya, kami tidak punya pilihan kecuali melakukan hal yang sama,” tulisnya.
Menurut Edwards, permasalahan ini bermula dari ketentuan dalam kontrak Gomez dengan JDT, yang menyebutkan bahwa Gomez harus membayar gaji asistennya Raul Longhi, dari gajinya sendiri.
Tetapi kemudian Gomez meminta pihak klub untuk membayarkan langsung gaji Longhi dengan memotong gajinya, agar dia tidak perlu melakukannya sendiri setiap bulan. Menurut Edwards, Gomez menuliskan permintaan ini secara spesifik, termasuk bagian bahwa meski pihak JDT mengirim langsung gaji Longhi, tetapi mereka menggunakan sebagian dari gaji Gomez, bukannya menambah beban kas klub.
“Jangan mencoba untuk curang karena hal ini akan merusak karier Anda di Indonesia. Saya menyarankan dia (Gomez) untuk mendapatkan nasihat hukum yang benar sebelum mengatakan kebohongan ke media,” tulis Edwards.
“Tim pengacara kami sudah siap dengan semua fakta karena kami percaya bahwa semua yang kami lakukan sesuai dengan aturan hukum.”
Bersama tulisan itu, Edwards juga mengunggah beberapa gambar, termasuk surat mereka untuk Gomez dalam bahasa Spanyol dan bukti kiriman uang gaji Gomez. (fft/any/ign)