Gubernur Imbau Warga Waspada

jabarekspres.com, BANDUNG – Cuaca Ekstrim yang sebelumnya diberi nama Siklon Cempaka berakhir pada Rabu (29/11). Namun, kini beralih menjadi Siklon Dahlia. Siklon yang muncul di barat daya Bengkulu itu juga memengaruhi cuaca angin kencang di Jawa Barat dan sekitarnya.

Menyikapi hal itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengimbau, masyarakat yang berada di wilayah Jawa Barat lebih waspada cuaca ekstrem yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Sebab, musim hujan yang saat ini terjadi rawan menyebabkan bencana hujan dan longsor diseluruh wilayah Jawa Barat.

”Jawa Barat hadir sebagai bumi yang subur, terbentuk dari (bagian letusan) vulkanik yang sifatnya subur, muda patah dan mudah longsor. Ya, masyarakat harus lebih berhati-hati,” ucap Aher—sapaan Ahmad Heryawan, kemarin.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, Siklon Tropis kembali muncul dengan nama ”Dahlia” yang membawa angin kencang di wilayah Bandung Raya dan diperkirakan berakhir hingga 3 Desember 2017.

Di bagian lain, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Merdeka di Jalan Peneropongan Bintang, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tertimpa pohon beringin dan pohon cemara berusia puluhan tahun pada Kamis (30/11) sekitar pukul 09.00. Tidak ada korban luka maupun jiwa atas kejadian tersebut.

Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Merdeka, Ade Gunawan mengungkapkan, bangunan sekolah saat ini kondisinya rusak lantaran tertimpa pohon besar.  Kejadian ini membuat kerugian puluhan juta rupiah. ”Tapi untungnya tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi saja karena bangunan sekolah rusak,” kata Ade di Lembang, kemarin.

Diakuinya, sebelum terjadi pohon tumbang, dia telah menghubungi tiga guru sekolah supaya mengosongkan kelas yang berada di sebelah barat yang diperuntukan bagi siswa kelas 6A dan kelas 6B.

”Ada tiga guru yang saya telepon supaya kelas yang sebelah barat itu dikosongkan dan untungnya ketika kejadian siswa tidak ada di dalam kelas,” paparnya.

Terkait adanya upaya menghubungi para guru untuk mengosongkan kelas, dia menjelaskan, kondisi angin sejak pagi sudah sangat kencang dengan durasi cukup lama sehingga khawatir pohon beringin besar di area pemakaman warga yang terletak persis di belakang gedung sekolah menimpa bangunan sekolah. Sebab, sebelumnya sudah ada tanda-tanda berupa robohnya dahan dan ranting-ranting pohon beringin tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan