jabarekspres.com, SOREANG –Siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Mekarjaya di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, AM (11) tewas usai bertengkar dengan temannya sendiri AR (11). Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu (25/11) saat tengah berlangsungnya lomba Hari Guru yang berlangsung.
“Mereka yang tengah menonton lomba senam kemudian berkelahi di lapang sekolah,” ujar Kapolsek Banjaran Kompol Susi Rachmi, Sabtu (25/11). Katanya, saat korban dibawa ke rumah sakit dalam perjalanan tewas.
Mendengar kejadian tersebut Bupati Kabupaten Bandung Dadang Naser mengaku sangat prihatin terjadinya tawuran anak usia SD yang mengakibatkan salah satu tewas di tangan temannya sendiri. Sehingga, kejadian tersebut harus menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan.
Dirinya memaparkan pengawasan yang lemah menjadi salah satu sebab terjadinya perkelahian antara siswa SD di Banjaran, yang mengakibatkan salah seorang siswa meninggal. Oleh karena itu, ia meminta agar Dinas Pendidikan lebih ketat dalam melakukan pengawasan kepada siswa.
“Perkelahian antar siswa itu lepas dari pengawasan, hingga mengakibatkan kecelakaan (meninggal). Ini menjadi perhatian,” ujarnya, kemarin (27/11).
Perkelahian antar siswa ini bisa jadi disebabkan dampak negatif teknologi termasuk tontonan televisi. Sebab, banyak siswa yang meniru adegan dari pertunjukan bela diri.
Dirinya menegaskan, kepada seluruh instansi terkait agar terus memantau agar kasus tersebut tidak terulang lagi, termasuk di daerah lainnya.
Dadang mengaku, merasa kecolongan dengan kejadian tersebut. Padahal, berdasarkan keterangan di tempat kejadian katanya banyak orang. Namun, kejadiannya begitu cepat. Sehingga banyak yang tidak menyangka.
Untuk itu dia mewanti-wanti agar tidak terjadi lagi perkelahian antar kampung, antar pelajar dan masyarakat harus bisa meredam hal tersebut.
Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Netty Prasetiyani turut menanggapi kasus perkelahian antar bocah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bandung yang berujung pada meninggalnya salah satu siswa.
Netty mengatakan, kasus tersebut menjadi pelecut bagi pemerintah untuk segera mengimplementasikan sekolah ramah anak berbasis bebas kekerasan sebagaimana sekolah ramah anak berbasis sekolah sehat dan sekolah adiwiyata atau sekolah lingkungan.