Begitu Levine membuka penutup mata, di hadapannya terpampang cover majalah People raksasa dengan Shelton sebagai model. ’’Apa?!’’ ujar Levine tercengang. ’’Lihatlah betapa seksinya! Itu tertulis Sexiest Man Alive (SMA). Artinya, saya adalah pria terseksi yang hidup saat ini,’’ ungkap Shelton. Levine ikut bahagia. ’’Saya bangga padamu karena saya hanya berteman dengan sesama SMAs,’’ kata Levine.
Masih ingin menggoda Levine, Shelton mengunggah video dirinya memegang beberapa papan. Papan itu berisi tulisan yang mengejek Levine. ’’Tahun 2013, waktu yang membingungkan. Orang-orang gila Harlem Shake, monyet milik Justin Bieber ditangkap. Dan, seseorang berpikir kamu seksi,’’ katanya, lantas tertawa kecut. ’’Sekarang saatnya saya bilang, kamu tidak sempurna,’’ tandas Shelton. (adn/c7/ayi)
Mengapa Blake Shelton Seksi?
Atraktif
Blake Shelton punya wajah yang menarik. Bentuk rahangnya tegas dengan pipi chubby dan senyum menawan. Jangan lupa dengan mata birunya yang indah. Kumis dan janggutnya memberi kesan maskulin sekaligus mengingatkan pada karakter Chief Jim Hopper dalam serial Netflix Stranger Things.
Selera Humor
Katanya, tidak ada yang lebih seksi dari seorang laki-laki yang bisa bikin tertawa. Shelton jelas memenuhi syarat itu. Sudah tidak terhitung berapa banyak momen lucu yang ditampilkannya di atas panggung atau TV. Mulai love-hate relationship dengan Adam Levine sampai cuitan kocak di Twitter. Bahkan, Miranda Lambert ketika menjadi istrinya dulu mengaku beberapa kali berhenti menjadi pengikut Shelton di media sosial karena malu.
Berhati Lembut
Di balik tingkahnya yang kocak, Shelton kerap melakukan aksi sosial. Pada Mei 2015, dia mengunjungi klinik mobile Children’s Health Fund di Los Angeles. Kemudian, saat berulang tahun ke-39, Shelton berdonasi ke St Jude’s Children Research Hospital. Dia juga pernah menolong pria yang terjebak dalam banjir setinggi pinggang orang dewasa di Oklahoma. Shelton menarik pria itu dengan tali, lalu mengantarnya pulang. Pada awal September lalu, dia juga menyumbangkan USD 600 ribu (Rp 81,2 miliar) kepada pasien kanker darah dan kelainan darah di Jimmy Everest Center, Oklahoma.