jabarekspres.com, NGAMPRAH – Untuk memenuhi kebutuhan listri di Kabupaten Bandung Barat (KBB) Dinas Pemukiman dan Perumahan telah membangun kebutuhan jaringan listrik 11.981 rumah dengan program Listrik Desa. 57 kilometer listrik jaringan tegangan rendah (JTR) dan 5 unit gardu juga dibangun menjangkau pemukiman pelosok.
Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Bandung Barat, Adang Rahmat Syafaat mengungkapkan, sejak Bandung Barat memisahkan diri dari kabupaten Bandung tahun 2009, pihaknya terus berupaya melayani kebutuhan listrik masyarakat.
Dirinya mengaku, saat ini masih ada sekitar 70 ribuan Kepala Keluarga lagi yang belum teraliri listrik, selain keterbatasan anggaran kondisi geografis berbukit juga menjadi kendala kami.
Ia mengatakan, setiap tahun ketersediaan anggaran yang dimiliki hanya Rp 30 miliar, tentu nilai itu hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik sebagian rumah warga yang belum memiliki jangkauan listrik.
“Kondisi pemukiman yang berada di tiap bukit menyulitkan kami membangun jaringan, bayangkan saja satu rumag bisa satu tiang karena berada di bukit,” jelasnya.
Namun begitu, lanjutnya, di tahun anggaran 2018 pihaknya telah mengajukan anggaran Rp.50 miliar dan diharapkan dapat mengurangi jumlah rumah yang belum memiliki listrik.
Adang menambahkan, untuk mempercepat pembangunan Lisdes ini pihaknya sedang berupaya meminta bantuan kepada perusahaan BUMN untuk bekerjasama menyalurkan dana Coorperate Social Responbility (CSR). Sebab, selama ini di KBB sendiri ada perusahaan besar BUMN yang mendirikan PLTA seperti Uper Cisokan dan PT Indonesia Power.
“Tak sedikit juga masyarakat yang malah membangun rumah yang jauh dari jangkauan instalasi listrik, kita coba inovasi lain di 2018 melalui lampu LED yang bisa menggunakan batere,” tandasnya. (rmol/yan)