Menurutnya, keterlibatan perhutani tidak saja penting sebagian pemangku dan pengelola kawasan hutan gunung puntang, tetapi juga strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. ”Sebagai BUMN, perhutani harus menjadi pelopor pembangunan, termasuk pelopor bidang lingkungan. Mempertahankan atau melindungi ekosistem dengan kenekaragaman agar menjadi lebih baik,” jelasnya.
Selain pelindungan terhadap Owa Jawa, sebagi entitas bisnis, perhutani telah membuktikan kepada masyarakat nasional maupun internasional terkait adanya kepedulian kepada satwa yang dilindungi dan terancam punah, sehingga telah dilakukan secara nyata. “Selain itu keberhasilan konservasi owa jawa maupun satwa lainnya sangat berkaitan dengan dukungan dan peran serta masyarakat setempat,” ucapnya.
Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa Noviar Andayani menyatakan pelepasliaran ini merupakan yang kelima dilakukan Yayasan Owa Jawa, sebelumnya telah melepasliarkan 1 individu sejak tahun 2013, upaya pengembalian Owa Jawa ke habitatnya bukanlah perkara mudah. Oleh sebab itu, kemitraan dan dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk menyelamatkan primata ini dari kepunahan.
”Hasil positif paska owa jawa dilepasliarkan, ditandai adanya peristiwa kelahiran owa jawa di alam pada 14 januari 2017 lalu di Gunung Puntang, hutan lindung gunung Malabar,” paparnya. (yul/ign)