Museum Broken Relationship, Penampung Kisah Patah Hati dari Penjuru Dunia

Kisah Menyentuh Hingga Tertawa Terbahak-bahak

Masing-masing koleksi Museum of Broken Relationship disertai kisah kegagalan menjalin hubungan. Mulai yang membuat trenyuh sampai yang bikin ketawa. Ada pula tempat buat pengunjung curhat atau meninggalkan memorabilia tentang mantan.

INDRIANI PUSPITANINGTYAS, Zagreb

DI salah satu sudut lorong itu, sebuah jersey basket berwarna biru terpajang. Dibingkai pigura akrilik dan merupakan peninggalan seseorang dari Manila, Filipina.

Penjelasan yang menyertai sangat singkat: he was a player. Bisa diduga, pemilik jersey itu korban PHP anak basket.

Di sudut lain, pemandangan yang lebih ekstrem tersaji. Ada sebilah kapak tertancap di area pameran. Sempat berpikir agak horor. Ternyata, alat penebang itu dipakai sang pemilik untuk menghancurkan furniture milik mantan yang meninggalkannya.

’’Saya tidak menyangka barang-barang seperti ini bisa jadi koleksi yang menarik,’’ kata Kim Seo-jung, seorang pengunjung asal Korea Selatan.

Ya, selamat datang di Museum of Broken Relationship, Zagreb. Inilah, barangkali, tempat terbaik untuk mengenang (atau malah mengenyahkan?) mantan.

Di museum yang didirikan dua seniman kreatif, Olinka Vištica dan Dražen Grubiši?, pada 2006 itu, tertampung ratusan memorial atau barang yang semua menyimpan kisah patah hati tak biasa dari berbagai belahan dunia.

Mengunjungi museum yang penuh kejutan itu menjadi sajian menyegarkan setelah Jawa Pos (Jabar Ekspres Group) beserta awak media lain menjalani penerbangan selama 13 jam menuju ibu kota Kroasia tersebut. Begitu tiba Selasa lalu (4/9), rombongan langsung disambut Damjan Beusan, tour guide selama di Zagreb.

Dari luar, museum tersebut tampak tak terlalu istimewa. Tapi, tanda-tanda ketidaklaziman mulai terasa begitu membaca plang di pintu: Museum of Broken Relationship. Sungguh, di tangan orang-orang kreatif, ide yang terasa sepele pun bisa jadi karya menarik.

Melangkahkan kaki ke dalam, sebuah wedding gown berwarna merah menyita perhatian. Apalagi kisah yang menyertainya terasa pahit benar. Cinta yang berujung pada kekecewaan dan penyesalan. Semacam penyesalan yang kira-kira kalau diterjemahkan bebas: aku kok bisa sebodoh itu ya jal…

’’I paid for it all fair and square: both of my wedding gown and his bank loan. Zagreb, Croatia.’’ Demikian penutup kisah yang menyertai gaun pengantin tersebut.

Tinggalkan Balasan