Presiden Cek Bendungan Terbesar Ketiga di Indonesia

Selama ini, kebutuhan air baku DKI Jakarta berasal dari Bendungan Jatiluhur di sebelah timur Jakarta dan sebagian lainnya dengan cara mengambil air tanah. Untuk mengurangi pengambilan air tanah yang berdampak negatif pada penurunan tanah di Jakarta, ketersediaan air perpipaan di ibu kota harus dipenuhi. Salah satunya dari Bendungan Karian.

Untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air yang diperkirakan sepanjang 47,9 kilometer. Saat ini, masterplannya sedang dikaji dan akan disusun studi kelayakannya bersama K-Water dari Korea Selatan. K-Water sendiri telah memiliki pengalaman panjang sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air untuk dapat dibangun dengan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

”Sekarang sedang diproses persiapan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Targetnya selesai 2019. Pendanaannya dilakukan juga melalui pinjaman dan kemungkinan skema KPBU,” ungkap Basuki.

Bendungan Karian juga menjadi sarana pengendalian banjir di kawasan hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting. Seperti Jalan Tol Jakarta-Merak dan kawasan industri terpadu. Manfaat lainnya sebagai lokasi tujuan wisata air dan memiliki potensi pembangkit energi listrik mikro hidro sebesar 1,8 MW.

”Bendungan ini juga akan difungsikan sebagai daerah wisata. Untuk itu sebaiknya budidaya perikanan keramba dilarang. Pembangunan bendungan akan mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih hijau dan lebih baik sebagai efek dari tampungan air dalam jumlah besar,” ungkapnya. (byu/and/ttg/rie)

Tinggalkan Balasan