jabarekspres.com, NGAMPRAH – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengklaim pengerjaan fisik irigasi sampai September 2017 sudah mencapai 90 persen
Tahun ini, ada 62 titik irigasi yang akan diperbaiki terdiri 9 titik melalui lelang dan sisanya penunjukkan langsung (PL). Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pengairan pada Dinas PUPR KBB, Tanwar Syarifudin kepada wartawan di Ngamprah, belum lama ini.
“Tahun ini akan kita perbaiki puluhan titik irigasi yang bersumber dari APBN/APBD,” katanya.
Tanwar menyebutkan, anggaran tahun ini untuk perbaikan irigasi mencapai Rp 13,5 miliar. Terdiri dari dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 5,6 miliar dan sisanya dari APBD. Anggaran tersebut ditargetkan dapat terserap maksimal menjelang akhir tahun.
“Pengerjaan di lapangan memang sudah berlangsung, tapi kalau penyerapan anggarannya belum sampai 90 %. Karena pengerjaan di lapangan harus selesai dulu baru dibayar,” ujarnya.
Menurut dia, tujuan dari perbaikin irigasi ini untuk mendukung industri pertanian di Kabupaten Bandung Barat yang sangat potensial. Dia mencontohkan, untuk irigasi Cidadap mampu mengairi lahan sawah hingga ratusan hektare.
“Irigasi Cidadap mampu mengairi lahan sawah hingga 3000 liter/detik,” terangnya.
Selain itu, kata Tanwar, irigasi Pasirangin di Kecamatan Cipatat yang rusak akibat longsor sejak Oktober 2016 masih dalam proses perbaikan yang ditargetkan akhir September bisa selesai. Sebab, irigasi tersebut mampu mengairi 521 hektare di Desa Kertamukti, Sumurbandung, Sarimukti, dan Cipatat.
“Sesuai kontrak irigasi Pasirangin harus selesai akhir bulan ini,” terangnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan pada lahan pertanian, pihaknya akan melakukan pengaturan air di seluruh pintu irigasi mulai dari wilayah selatan, tengah dan utara.
“Kita akan memanfaatkan air yang tersedia di setiap irigasi. Caranya dengan melakukan sistem bergilir agar air ini dapat tersalurkan ke sejumlah lahan pertanian atau lahan sawah,” katanya.
Menurut Tanwar, saat ini Kabupaten Bandung Barat memili 450 daerah irigasi (DI). Terdiri dari 21 irigasi teknis, 10 irigasi semi teknis dan sisanya irigasi sederhana.
“Irigasi teknis itu memiliki bangunan memadai disertai dengan kelengkapan pengaturan air di pintu irigasi. Sementara, irigasi semi teknis dan sederhana belum memiliki kelengkapan di bangunan irigasinya,” ungkapnya. (drx/yan)