jabarekspres.com, NGAMPRAH – Kampung Siaga Bencana (KSB) yang berlokasi di Desa/Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat resmi dikukuhkan oleh Direktur Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Adhy Karyono yang juga dihadiri oleh Bupati Bandung Barat Abubakar selaku Ketua Pembina Kampung Siaga Bencana.
Keberadaan KSB ini bertujuan untuk meminimalisasi korban akibat bencana alam yang rawan terjadi di daerah tersebut.
Adhy menjelaskan, Desa Cililin ini merupakan KSB ke-69 di Jawa Barat dan ke-524 secara nasional. KBB memiliki indeks kerawanan bencana 162 dan menempati peringkat 15 di Jabar sebagai daerah rawan bencana.
“Memang kalau di Jabar, paling tinggi di Cianjur. Tapi, KBB menjadi salah satu wilayah kerawanan tertinggi akan terjadinya bencana,” ujar Adhy seusai pengukuhan KSB di Alun-alun Cililin, kemarin (14/9).
Menurut Adhy, KSB dibentuk untuk meminimalisasi dampak bencana alam. KSB beranggotakan masyarakat dari berbagai elemen yang dinilai mengetahui potensi bencana di wilayahnya. Personel KSB diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam melakukan penyelamatan terhadap para korban bencana alam. Nantinya, mereka juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Taruna Siaga Bencana, Palang Merah Indonesia, dan Pemadam Kebakaran.
“Kami juga berikan pelatihan soal bagaimana penyelamatan di lapangan ketika terjadi bencana. Sehingga mereka bisa terlatih ketika bencana datang,” ungkapnya.
Selain membentuk KSB, lanjut dia, Kemensos juga memberikan berbagai bantuan berupa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti logistik dan perlengkapan evakuasi. Perlengkapan tersebut di simpan di Lumbung Sosial KSB Cililin. Hingga kini, Kemensos sudah membentuk 524 KSB di seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun nanti, akan ada lagi pembentukan sekitar 30 KSB. Sementara tahun depan, ditargetkan terbentuk 100 KSB. “Sejauh ini, peran KSB dalam menangani bencana alam cukup baik. Misalnya saat bencana longsor di Ponorogo, KSB jadi yang terdepan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Barat Abubakar menyambut baik pembentukan KSB Cililin yang beranggotakan 60 orang. Apalagi, daerah tersebut rawan bencana longsor, seperti yang terjadi di Kampung Jati beberapa waktu lalu.
“Semua daerah di KBB memang ada potensi bencana, seperti longsor, puting beliung, dan gempa bumi akibat Patahan Lembang. KSB ini disiapkan untuk memandu penanganan dan penyelamatan para korban,” katanya.