jabarekspres.com, BANDUNG – Magnet jabatan wali kota Bandung ternyata cukup kuat, sudah beberapa figur nasional turun ke arena Pemilihan wali kota (Pilwalkot). Termasuk Mantan Kepala BNPP2TKI, Jumhur Hidayat pun tak segan ikut bersaing dan secara resmi ikut konvensi calon Walikota Bandung dari Partai Demokrat.
”Dengan kosongnya Kota Bandung dari incumbent, karena rencana Emil mau ke Jabar para aktivis minta saya untuk ikut konvensi ini. Itu yang membuat saya daftar,” kata Jumhur, kemarin (10/7).
Ikut bersaing dalam Pilwalkot tidak membuatnya merasa turun derajat. Baginya pengabdian tidak harus melihat tinggi rendahnya jabatan. ”Saya berikan sekecil apapun sumbangsih untuk masyarakat. Nggak usah melihat level kotanya,” ujarnya.
Jumhur menganggap jabatan wali kota sebagai suatu tantangan, baginya mengelola jabatan kepala daerah lebih menarik ketimbang megang kekuasaan sektoral di pusat.
”Katakan di PU (Kementrian PU) urusannya PU saja. Kalau kepala daerah seluruh sektor ditangani. Tapi itu bisa jadi ujian leadership seseorang,” terangnya.
Lebih lanjut dia mengaku sudah dekat dengan Partai Demokrat dan para petingginya. Hal itu yang membuatnya mau maju dalam konvensi calon wali kota dari partai berlamabang mercy tersebut. Karirnya sebagai Ketua BNP2TKI membuatnya dekat dengan Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
”Dengan Demokrat kan, saya sudah tidak asing karena lama berkecimpung di sana. Sekitar 7 tahun saya bersama SBY jadi sudah ada chemistry. Siapa tahu bermanfaat keduanya,” tuturnya.
Dia pun mengaku sudah membicarakan keinginnanya maju dalam Pilwalkot Bandung 2018 dengan salah satu petinggi DPP Partai Demokrat Syariefuddin Hasan (Syarif Hasan) sebelum daftar. ”Saya sudah lapor sama Pak Syarif Hasan dan beliau merestui. Namun karena jadwal pendaftaran sudah mempet saya ke sini dulu,” tuturnya.
Terkait peluangnya diusung jadi kandidat Walikota Bandung dari Partai Demokrat, Jumhur mengaku tidak terlalu terbebani target. “Saya mengalir saja ikuti sistem,” ujarnya. (bon/nif/ign)