Jadi Mualaf, Menemukan Arah Hidup

jabarekspres.com – Jika sudah mendapatkan hidayah  tak seorangpun bisa menghalanginya, begitu yang dirasakan seorang watga keturunan Tionghoa asal Cimahi Muhamad Syarif Abdurrahman, yang sejak 1988 lalu memutuskan untuk memeluk Islam.

Saat silaturahmi dan diskusi puluhan mualaf  Kota  Cimahi  di kegiatan Serambi Mualaf bertempat di Mesjid berarsitektur perahu Al Baakhiraa Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, akhir pekan kemarin. Dia mengaku menemukan makna dan arah hidup yang jelas. ”Setelah masik menjadi seorang muslim saya merasa ada perbedaan, saat ini saya merasakan adanya arah hidup yang sebelumnya tidak saya temukan,” terangnya, disela acara.

Menurut mualaf yang berprofesi sebagai dokter ini, para mualaf termasuk dalam salah satu asnaf penerima zakat, namun keberadaan mualaf tersebut tidak perlu diistimewakan, tetapi dilakukan pembinaan agar pola pikirnya berubah.”Tak hanya memiliki rasa bangga menjadi seorang muslim, tetapi para mualaf ini harus lebih berdaya khususnya secara ekonomi, agar mereka mampu menjadi pembayar zakat bukannya menambah sebagai penerima zakat,” katanya.

Dikatakannya, pilihannya menjadi seorang mualaf ini, bukan tanpa sebab. Sejak memutuskan masuk Islam dan mendalaminya banyak yang diperolehnya. Islam selain mengajarkan nilai-nilai persaudaraan juga mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.”Hal sekecil apapun diatur dalam Islam, contohnya saat kita memasuki toilet Islam mengajarkan untuk menjaga kebersihan, itulah yang saya rasakan sejak memutuskan menjadi seorang mualaf,” paparnya.

Sementara, Pengelola Yayasan Baitul Mal BRI Ujang Suherman  menyebutkan, diskusi dan silaturahmi di kegiatan Serambi Mualaf ini  merupakan kegiatan YBM untuk melakukan pembinaan kepada para mualaf yang ada.”Kami telah melakukan diskusi dengan para  mualaf tentang pentingnya sinergitas pembinaan para mualaf ini, jadi sifatnya bukan sekedar menyampaikan bantuan, karena hal itu merupakan hal yang lain, tetapi bagaimana pembinaan dilakukan dengan mejalin komunikasi di berbagai lembaga yang ada dalam pembinaan para mualaf ini,’ sebutnya.

Dikatakannya, Masjid Albaakhiraa di Kota Cimahi ini diharapkan menjadi pusat berkumpulnya para mualaf yang ada dalam menyampaikan pembinaan keagamaan dan aktivitas sosial, dengan melakukan kerjasama bersama mesjid serupa di Kota Bandung.”Kami akan mensinergikan hal ini bersama pengelola Masjid Lautze di Kota Bandung, agar arah pembinaannya bisa lebih bersinergi,” pungkasnya. (zis/bun)

Tinggalkan Balasan