Teriakan Perlawanan Lewat Lagu

 ’’ACTION must be taken. We don’t need the key, we’ll break in!” – Rage Against the Machine berteriak lantang dalam Know Your Enemy, lagu yang dirilis pada 1991. Waktu boleh berlalu, tapi perlawanan lewat musik nggak kendur. Musik masih menjadi media yang ampuh untuk melontarkan perlawanan dan kritik sosial, termasuk pada isu-isu terbaru sekarang. Dua band Indonesia, Navicula dan Seringai, pun telah membuktikannya. Bagaimana kisah mereka? (nen/c14/fhr)

  • SERINGAI

Dibentuk pada 2002, Seringai, band high octane rock asal Jakarta, juga konsisten menyuarakan perlawanan. Sebut aja pada lagu yang berjudul Lencana yang mengkritik represivitas dan pe-nyalahgunaan wewenang seorang aparat. Atau, lagu Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan) yang mengkritik pemikiran konservatif yang membelenggu kemerdekaan pikiran bagi setiap individu.

Seringai setuju bahwa musik emang menjadi medium terbaik untuk melayangkan kritik dan perlawanan terhadap kondisi terkini. ’Dengan musik, kami yakin pesan yang ingin disam-paikan akan jauh lebih mudah didengarkan dan menginspirasi orang lain,’’ ujar Arian, vokalis Seringai. Bagi Seringai, fenomena sosial yang tengah terjadi juga bisa menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan lagu.

Jalan yang dipilih Seringai itu pun nggak selalu mulus. ’’Kami pernah diintimidasi ormas rasis karena band kami ikut share petisi menolak rasisme dalam festival musik,’’ ungkap Arian. Bahkan, Seringai diancam de-ngan senjata tajam di backstage!

’’Tapi, semua itu tidak me-nyurutkan kami untuk tetap bersuara,’’ tutur sang vokalis.

Semua ancaman itu nggak membuat Seringai kapok. Mereka tetap nggak ragu menyuarakan kemuakan ter-hadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi akhir-akhir ini. ’’Kami ingin menumbuhkan kesadaran orang lain,’’ kata Arian. Namun, menurut dia, perubahan nggak bisa dimulai hanya dari sebuah lagu. Aksi nyata dari para pendengarnya tetap diperlukan untuk me-wujudkan perubahan.

  • NAVICULA

Band asal Bali ini memiliki concern besar ke isu sosial dan lingkungan. Nggak heran, Navicula mendapatkan julukan The Green Grunge Gentlemen. Dengan tegas, Navicula me-nyatakan diri sebagai band yang peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. ’’Kami suka musik dan kami adalah musisi yang peduli. Lagu yang kami buat adalah respons tentang apa yang kami dalami selama ini,’’ ucap Dadang Pranoto atau yang lebih akrab disapa Dankie, gitaris Navicula.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan