”BBI turut aktif menjaga integritas dan kredibilitas serta mendorong partisipasi publik dalam proses pembanguan terlepas dari sudut pandang kepentingan apapun. Survai ini diharapkan bisa menyumbang proses pembangunan Kota Bandung ke depan,” tuturnya lagi.
Surahman mengatakan, tujuan survai elektabilitas ini adalah untuk turut bepartisipasi membangun ruang publik di Kota Bandung serta diharapkan bermanfaat untuk membangun budaya, politik demokrasi, merepresentasikan kebutuhan masyarakat, sebagai referensi pembangunan dan referensi kalangan elit Kota Bandung.
Dari hasil survei, kata dia, masyarakat Kota Bandung mempertimbangkan sosok bakal calon, popularitas, keyakinan akan kemampuan calon menyelesaikan masalah Kota Bandung, dan sejumlah kriteria lainnya.
”Metoda penelitian mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pendekatan pada peneltian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian tersebut menekankan pada hasil data statistik. Metode yang digunakan untuk menjalankan studi ini adalah metode survei,” paparnya.
Adapun lokasi penelitian, kata dia, dilaksanakan di Kota Bandung dengan objek penelitian adalah masyarakat Kota Bandung yang memiliki hak memilih dalam Pilkada Kota Bandung 2018. Sementara teknik yang digunakan berbasis Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Presiden 2014. Untuk diketehui, DPT Kota Bandung berjumlah 1.695.000 pemilih.
Rincian lain, jumlah sampel adalah 400 responden yaitu 200 perempuan dan 200 laki-laki dengan latar belakang pendidikan, etnis, suku, agama hingga pekerjaan yang beragam. Tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error sebesar 5 persen yang diambil dari 30 kecamatan dan 155 kelurahan di Kota Bandung. ”Teknik pengambilan sampel populasi dapat dibagi menurut suatu karakteristik. Survai dilaksanakan mulai tanggal 5 sampai 15 Januari 2017,” tandasnya. (rie)