jabarekspres.com, BANDUNG – Yossi Irianto paling diminati warga Kota Bandung menjadi Wali Kota Bandung periode 2018-2023. Yossi Irianto saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Bandung dinilai pantas untuk menggantikan Ridwan Kamil yang sudah mendeklarasikan diri untuk maju di Pilgub Jabar 2018.
Berdasarkan hasil lembaga survei Bandung Barometer Indonesia (BBI), Yossi memiliki popularitas 20,29 persen. Angka itu cukup menonjol di balik keinginan warga Bandung untuk tetap mempertahankan Ridwan Kamil sebagai wali kota dengan 31,07 persen.
Jauh di bawah posisi pertama dan kedua, ada Oded M. Danial (11,72 persen) di urutan tiga. Menyusul urutan berikutnya adalah Tedy Rusmawan (7,25 persen), Erwan Setiawan (6,46 persen), TB Fiki Satari (4,96 persen), Haru Suandaru (4,22 persen). Kemudian, muncul juga sejumlah nama di antaranya Tate Qomarudin, Ayi Viavananda, Edwin Sanjaya, Farhan, Arfiana Rafnialdi, Ricky Subagja, Achmad Nugraha, Deden Rumaji dan sejumlah nama lainnya.
”Nama-nama ini berhail dijaring berdasarkan kriteria yang diharapkan warga dari sosok Wali Kota Bandung ke depan. Acuannya, memiliki pengalaman dalam jabatan formal di pemerintahan, cendekiawan, populer, dekat dengan masyarakat,” tutur Ketua Tim Peneliti BBI Surahman, baru-baru ini.
”Keberhasilan di bidang usaha dan tentunya dipercaya mampu membangun Kota Bandung di masa yang akan datang dan menjadikan Kota Bandung lebih baik lagi,” sambungnya.
Dia mengakui, memang tak mudah mencari sosok pengganti Ridwan Kamil. Sebab, sosok tersebut setidaknya harus mampu memiliki visi dan misi yang sejalan dengan apa yang sudah dijalankan pria yang akrab disapa Emil itu.
”Bahkan, semakin berat. Sebab, mereka didorong harus mampu membuat berbagai terobosan baru yang bisa membuat perubahan Kota Bandung menjadi lebih baik kemudian hari,” tuturnya.
Dia mengatakan, pengkajian Survai Elektabilitas Calon Bakal Wali Kota Bandung 2018-2023 tersebut dilakukan untuk mencari sosok yang ideal sebagai calon pemimpin Kota Bandung lima tahun ke depan. BBI menyajikan hasil kerja berupa penemuaan, pengkajiaan, research dan lain-lain dengan budaya akademisi.
Suharman memerinci, bentuk-bentuk kerja yang dilaksanakan, antara lain menetapkan pemilihan metode, menetapkan lokasi dan objek penelitian, teknik menetapkan jumlah sampel, teknik penarikan sampel, menentukan definisi konseptual dan operasional, teknik pengumpulan data, analisi data, pra publikasi hasil penelitian dan publikasi survai ini.