jabarekspres.com, JAKARTA – Sejumlah persoalan masih mewarnai pembangunan proyek Bandara Kertajati, Jawa Barat. Mulai dari kondisi cuaca yang tidak bersahabat hingga pembebasan lahan yang belum rampung. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi target operasional pada tahun depan.
Direktur Utama PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra menyampaikan, kondisi cuaca di lokasi memang cukup ekstrem akhir-akhir ini. Hujan bisa terjadi secara terus menerus selama 10-15 hari. Keadaan ini tentu kurang menguntungkan untuk pembangunan yang tengah berjalan.
Bukan hanya cuaca, persoalan lahan pun masih belum terselesaikan. Ada beberapa titik yang masih belum dibebaskan. Dari 1.800 hektar kebutuhan, baru 1.000 hektar yang sudah dimiliki oleh BIJB.
Virda mengatakan, lahan yang tersedia sejauh ini sudah mencukupi untuk pembangunan bandara yang terletak di Majalengka, Jawa Barat ini. Sejak awal, tanah 800 hektar yang masuk dalam master plan merupakan tanah yang disiapkan untuk pengembangan ke depan. Tanah tersebut akan digunakan untuk perpanjangan runway dan pembangunan runway kedua.
Sejauh ini progress pembangunan bandara sudah mencapai 40 persen. Ada tiga paket pembangunan yang dikerjakan secara bersama. Pada paket I, dilakukan pengerjaan sarana dan prasarana akses jalan parimeter hingga terminal penumpang. Saat ini pembangunan sudah mencapai 75 persen. Kemudian, pada Paket II, pembangunan terminal dengan progres 30 persen dan paket III, bangunan sarana operasi yang kini mencapai 45 persen.
”Kita tetap optimistis beroperasi Februari 2018. Konstruksi kita targetkan rampung November 2017,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Target ini pun sudah dilengkapi dengan kerja sama penerbangan bersama sejumlah maskapai. Saat ini, sudah ada tiga maskapai yang akan mengisi slot penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat itu nanti. Ketiganya adalah Citilink, Qatar Airways dan Sriwijaya Air. ”Segera menyusul (MoU, Red) dengan Garuda Indonesia dan AirAsia,” ungkapnya.
Mengawali operasional bandara nanti, bandara akan melayani 14 rute yang terdiri atas empat rute internasional dan 10 rute domestik. Untuk rute internasional, penerbangan akan dilakukan menuju Arab Saudi, Kuala Lumpur, Singapura dan Bangkok. Sementara, penerbangan rute domestik meliputi Surabaya, Medan dan Bali.